Monday, April 6, 2020

Published April 06, 2020 by with 0 comment

Risalah Kedelapan

Bila kau berada dalam hal tertentu, jangan mengharap hal yang lain, baik yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah. Jadi, bila kau berada di pintu gerbang istana Raja, jangan berkeinginan untuk masuk ke istana itu kecuali terpaksa. Yang dimaksud dengan terpaksa ialah diperintah terus menerus. Dan jangan menganggapnya sebagai izin masuk karena mungkin saja Raja menjebakmu. Tapi bersabarlah hingga kau benar-benar dipaksa memasukinya oleh sang Raja. Dengan demikian, sang Raja takkan menghukummu karena Dia sendiri yang menghendakinya. Jika toh kau dihukum juga tentu hal itu disebabkan oleh keburukan kehendak, kerakusan, ketaksabaran, kekurangajaran dan keinginanmu untuk berpuas dengan keadaan kehidupanmu. Bila kau harus masuk ke dalamnya karena terpaksa, maka masuklah dengan penuh ketenangan dan menundukkan pandangan. Bersikaplah yang layak dan patuhi semua perintah-Nya dengan sepenuh jiwa tanpa mengharapkan kemajuan dalam tingkat kehidupan. Allah berfirman kepada Rasul pilihan-Nya: Dan janganlah engkau tujukan kedua matamu kepada yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka sebagai hiasan hidup, untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Tuhanmu lebih baik dan abadi. (QS. Thaha: 131)
 
Dengan firman-Nya: Dan karunia Tuhanmu lebih baik dan abadi”,. Allah mengingatkan Nabi pilihan-Nya agar menghargai hal yang ada dan mensyukuri karunia-karunia-Nya. Dengan kata lain, perintah ini adalah sebagai berikut: Segala yang telah Aku karurniakan kepadamu - kebaikan, kenabian, ilmu, keridhaan, kesabaran, kerajaan agama, dan jihad di jalanKu - lebih baik dan lebih berharga dibanding semua yang Kuberikan kepada yang lain. Jadi, segala kebaikan terletak pada menghargai dan mensyukuri keadaan yang ada, dan menghindar dari berharap selainnya karena hal semacam itu merupakan ujian dari-Nya. Dengan demikian, bila sesuatu telah ditentukan-Nya untukmu, tentulah sesuatu itu akan datang kepadamu, baik kau menyukainya ataupun tidak. Karenanya, sungguh tak patut bagimu bersikap merasa sesuatu itu kurang layak bagimu atau bersikap ingin sekali sesuatu itu mewujud padamu karena merasa itu yang pantas untukmu, kedua-duanya tertolak oleh akal dan ilmu. Dan jika sesuatu itu ditakdirkan-Nya untuk orang lain, maka mengapa engkau harus bersusah payah meraih sesuatu yang tak bisa kau raih? Dan jika sesuatu tak diturunkan-Nya kepada siapapun, hanya sebagai ujian, mana mungkin seorang arif menyukainya dan berupaya keras meraih itu? Terbukti bahwa seluruh kebaikan dan keselamatan terletak pada sikap menghargai keadaan yang ada. Maka bila kau dinaikkan ke tingkat atas, bahkan sampai ke puncak istana, maka kau sebagaimana yang telah kami nyatakan, mesti sadar diri, tenang, dan tetap baik dalam berprilaku. Kau mesti berbuat lebih dari ini, sebab kau kini lebih dekat kepada sang Raja, dan di sisi lain lebih dekat juga kepada mara bahaya. 
 
Oleh karena itu, jangan menginginkan perubahan keadaan yang ada padamu. Kau tak punya pilihan dalam masalah ini, sebab hal itu mendorong munculnya sikap tidak bersyukur atas rahmat-rahmat yang ada, dan sikap semacam ini menjadikanmu terhina, baik di dunia maupun di akhirat. Maka berlakulah sebagamana yang telah kami nasihatkan kepadamu, sampai kau dikarunia oleh Allah maqam yang teguh dan takkan tergoyahkan dengan segala tanda dan isyaratnya. Karena itu, tambatkan dirimu padanya dan jangan biarkan dirimu lepas darinya. (Keadaan perubahan ruhani) adalah milik para wali, sedang maqam (peringkat ruhani) adalah milik para badal.
      edit

0 comments:

Post a Comment