Kalau dilihat dari sudut pandang hewan yang digunakan untuk berkurban, para ulama menyebutkan secara berurutan yang lebih utama adalah unta, kemudian sapi, lalu kambing (jenis) domba, kemudian kambing kacang, kemudian kurban unta secara kolektif, dan yang terakhir kurban sapi secara kolektif.
Adapun yang dijadikan dasar oleh para ulama dalam memberikan urutan keutamaan hewan yang digunakan untuk berkuban ini adalah jumlah (kuantitas) dagingnya. Unta lebih utama dibandingkan sapi karena jumlah daging unta lebih banyak daripada daging sapi. Demikian pula antara sapi dengan kambing. Dipandang lebih utama sapi karena jumlah dagingnya lebih banyak daripada kambing. Selain jumlah (kuantitas) daging, yang dijadikan dasar membuat urutan keutamaan hewan yang digunakan untuk berkurban itu adalah mutu (kualitas) daging. Itulah sebabnya berkurban dengan kambing domba dipandang lebih utama dibandingkan berkurban dengan kambing kacang, karena kualitas daging kambing domba lebih baik daripada kambing kacang.
Namun demikian, dalam menentukan keutamaan berkurban para ulama memiliki tolok ukur selain dua hal yang sudah disebutkan, dan ini lebih penting untuk diperhatikan, yakni berkuban sendiri lebih utama dibanding berkurban secara kolektif. Berkurban satu ekor kambing secara pribadi lebih utama dibandingkan berkurban satu ekor sapi bertujuh. Meskipun dari sudut jumlah (kuantitas) daging jauh lebih sedikit. Mengapa bisa demikian? Alasannya adalah karena mudhahhi (orang yang berkurban) menyendiri dalam mengalirkan darah kurban.
Syaikh Ibnu Hajar al-Haitami dalam al-Minhaj al-Qawim saat menjelaskan urutan keutamaan hewan yang digunakan untuk kurban berkata:
وأفضلها
بدنة ثم بقرة ثم ضائنة ثم عنز ثم شرك من بدنة ثم من بقرة لأن كلا مما ذكر أطيب مما
بعده أي من شأنه ذلك
"Kurban yang paling utama adalah unta, kemudian sapi, lalu kambing (jenis) domba, kambing kacang, kemudian unta secara kolektif, lalu sapi secara kolektif, karena masing-masing dari yang telah disebutkan lebih baik dari sesudahnya, maksudnya keadaannya memang demikian."
Syaikh Mahfuzh al-Tarmasi saat menjelaskan ungkapan Syaikh Ibnu Hajar al-Haitami di atas berkata:
قوله
(أطيب مما بعده أي من شأنه ذلك) أي ولانفراده بإراقة الدم فيما قبل الشرك وبه يعلم
اتجاه ما اقتضاه المتن كغيره أن الشاة الواحدة أفضل من الشرك وإن أكثر البعير
"Ucapan Syaikh Ibnu Hajar al-Haitami (lebih baik dari sesudahnya), maksudnya adalah karena menyendirinya orang yang berkurban dalam mengalirkan darah dalam kasus sebelum kurban kolektif. Dengan dasar inilah diketahui pendapat yang disebutkan dalam kitab matan dan lainnya, bahwa berkuban kambing secara pribadi lebih utama daripada berkuban secara kolektif, meskipun memperbanyak jumlah unta..." (Hasyiyah al-Turmusi, 6/615)
Hal senada juga disampaikan oleh Syaikh Khatib al-Syarbini:
وأفضل
أنواع التضحية بالنظر لإقامة شعارها بدنة ثم بقرة لأن لحم البدنة أكثر ثم ضأن ثم معز
لطيب الضأن على المعز ثم المشاركة في بدنة أو بقرة أما بالنظر للحم فلحم الضأن خيرها
وسبع شياه أفضل من بدنة أو بقرة وشاة أفضل من مشاركة في بدنة أو بقرة للانفراد بإراقة
الدم
“Lebih
utamanya macam-macam kurban dengan melihat pertimbangan syiar adalah unta
kemudian sapi, karena daging unta lebih banyak. Kemudian kambing (jenis)
domba, kemudian kambing kacang, sebab lezatnya daging domba melebihi
kambing kacang, kemudian
berkurban unta atau sapi secara
kolektif. Adapun melihat daging, maka daging domba adalah yang
terbaik.
Tujuh ekor kambing lebih utama dari satu ekor unta atau sapi. Satu ekor kambing lebih utama daripada kurban unta atau sapi secara kolektif, sebab
menyendiri dalam mengalirkan darah.” (al-Iqna’ Hamisy Hasyiyah al-Bujairimi, 4/334).
Kesimpulan
Kurban kambing secara pribadi lebih utama dibandingkan kurban sapi bertujuh (kolektif), karena keberkahan, pahala dan keutamaan saat mengalirkan darah hewan kurban itu ia dapat sendiri; tidak dibagi dengan mudhahhi yang lain.
والله أعلم بالصواب
0 comments:
Post a Comment