Ada ungkapan yang menyatakan:
مَنْ تَرَكَ الذُّنُوْبَ رَقَّ قَلْبُهُ، وَمَنْ تَرَكَ الْحَرَامَ وَأَكَلَ الْحَلاَلَ صَفَتْ فِكْرَتُهُ
"Barangsiapa yang meninggalkan perbuatan dosa maka lembutlah hatinya, dan barangsiapa meninggalkan yang haram untuk memakan makanan yang halal maka jernihlah pikirannya."
Hati yang lembut adalah hati yang dengan tulus menerima nasihat agama, mencernanya, kemudian melaksanakannya dengan khusyuk. Sedangkan pikiran yang jernih adalah pikiran yang dengan baik mampu memahami bahwa seluruh yang tercipta ini menjadi bukti akan Keesaan dan Kemahakuasaan Allah, yang akan membangkitka kembali manusia setelah kematiannya nanti.
Hal semacam ini dapat dipahami dengan memikirkan dan menghayati bahwa Allah menciptakan manusia dari setetes air mani di dalam rahim, kemudian diubah menjadi segumpal darah, lalu segumpal daging, kemudian dari situ diciptakan daging, tulang, urat dan berbagai persendian, lalu dilengkapi dengan pendengaran, penglihatan dan seluruh anggota badan. Barulah setelah itu ditentukan suatu proses yang memudahkan janin itu lahir dari rahim ibu yang mengandungnya.
Bayi itu kemudian diilhami untuk menghisap air susu ibunya. Pada waktu itu gigi sang bayi belum tumbuh, kemudian ditumbuhkan. Pada usia 7 tahun gigi itu ditanggalkan, lalu ditumbuhkan kembali dengan gigi-gigi yang baru. Allah menjadikan perilaku yang berbeda-beda dari kecil hingga dewasa, dan sejak dewasa sampai tua. Dibuat pula oleh Allah keadaan di mana ia sehat dan sakit, dapat tidur untuk istirahat, lalu bangun kembali. Demikian pula rambut dan kukunya. Ada yang rontok lalu tumbuh kembali.
Demikian pula siang dan malam, saling kejar mengejar dan bergurlir silih berganti. Juga matahari, bulan, bintang, awan dan hujan, semuanya datang kemudian pergi untuk datang kembali. Rembulan terbit seperti sabit, semakin membesar hingga purnama, kemudian mengecil kembali. Gerhana matahari dan bulan menyurutkan cahaya yang kemudian bersinar kembali. Bumi pun seperti itu. Semula dalam keadaan kering, kemudian menghijau, kering kembali, dan menghijau lagi. Begitulah seterusnya hingga saat yang ditentukan Allah tiba.
Tuhan Yang Maha Kuasa membuat proses perubahan dan pergantian seperti itu. Bila yang Dia mampu melakukan hal itu tentulah Dia kuasa untuk menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati dan binasa di permukaan bumi. Dan, saat itu pasti akan tiba.
Bagi hamba-hamba Allah hendaklah banyak merenung dan memikirkan berbagai fenomena itu. Agar semakin kuat keimanannya terhadap adanya kebangkitan kembali setelah mati. Ia harus mengimani bahwa Allah akan membangkitkannya kembali lalu memberinya keadilan sesuai dengan amal perbuatannya.
Dan pada akhirnya, berdasarkan kadar iman yang dimiliknya, seorang hamba akan berusaha sekuat tenaga untuk senantiasa menjunjung tinggi segala perintah Allah dan menjauh dari segala larangan-Nya.
Wallahu A'lam
0 comments:
Post a Comment