Monday, March 15, 2021

Published March 15, 2021 by with 0 comment

Sya'ban: Bulan Persiapan Memasuki Ramadhan

Nama bulan ini berakar dari kata bahasa Arab tasya’aba yang berarti berpencar. Pada masa itu kaum Arab biasa pergi memencar, keluar mencari air. Bulan Sya’ban juga berasal dari kata sya’aba yang berarti merekah atau muncul dari kedalaman, karena ia berada di antara dua bulan yang mulia.

A. Peristiwa yang Terjadi di Bulan Sya’ban

1. Pindah Kiblat

Pada bulan Sya’ban kiblat berpindah dari Baitul Maqdis Palestina ke Ka’bah Mekah al-Mukaramah. Demikian peristiwa itu terjadi setelah turun ayat:

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

“Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.” (QS. al-Baqarah: 144).

2. Turun Ayat Shalawat

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

“Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab: 56).

B. Keutamaan Bulan Sya’ban

1. Diangkatnya Amal Manusia

عَنْ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ لَمْ أَرَكَ تَصُوْمُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُوْرِ مَا تَصُوْمُ مِنْ شَعْبَانَ، قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيْهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِيْ وَأَنَا صَائِمٌ

Dari Usamah bin Zaid ra, ia berkata: “Aku berkata, “Ya Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa di satu bulan melebihi puasamu di bulan Sya’ban.” Rasulullah menjawab, “Ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan. Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam. Karena itu aku ingin saat amalku diangkat kepada Allah, aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i).

2. Disebut sebagai Bulan al-Qur’an

Imam Ibn Rajab al-Hanbali meriwayatkan dari Anas, “Kaum Muslimin ketika memasuki bulan Sya’ban mereka menekuni pembacaan ayat-ayat al-Qur’an dan mengeluarkan zakat untuk membantu orang yang lemah dan miskin agar mereka bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

C. Puasa Sunnah di Bulan Sya’ban

Aisyah ra berkata:

مَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ

Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah Saw berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.(HR. Bukhari dan Muslim).

Aisyah ra berkata:

لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُوْمُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُوْمُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

Nabi Saw tidak pernah berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi Saw biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.(HR. Bukhari dan Muslim).

Ummu Salamah ra berkata:

أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُوْمُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلاَّ شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ

 
“Bahwasanya Nabi Saw tidak berpuasa (sunnah) sebulan penuh dalam setahun kecuali di bulan Sya’ban, dan beliau menyambungnya dengan bulan Ramadhan.” (HR. Nasa’i).
      edit

0 comments:

Post a Comment