Sunday, December 26, 2021

Published December 26, 2021 by with 0 comment

Datang Setelah Khatib Naik Mimbar: Dapatkah Pahala Jumatan?

Ada pendapat di sebagian masyarakat bahwa orang yang datang untuk menunaikan shalat Jumat setelah khatib naik mimbar tidak mendapat pahala Jumatan sama sekali. Benarkah demikian? Berikut penjelasan singkatnya.

Disebutkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda:

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَقَفَتْ الْمَلَائِكَةُ عَلَى بَابِ الْمَسْجِدِ يَكْتُبُونَ الْأَوَّلَ فَالْأَوَّلَ وَمَثَلُ الْمُهَجِّرِ كَمَثَلِ الَّذِي يُهْدِي بَدَنَةً ثُمَّ كَالَّذِي يُهْدِي بَقَرَةً ثُمَّ كَبْشًا ثُمَّ دَجَاجَةً ثُمَّ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ طَوَوْا صُحُفَهُمْ وَيَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ

 "Apabila tiba hari Jumat, para malaikat berdiri di atas pintu masjid, mereka mencatat orang yang berangkat awal, kemudian orang yang berangkat awal berikutnya. Perumpamaan orang yang berangkat awal ke masjid seperti orang yang bersedekah unta, kemudian bersedekah sapi, kemudian kambing, kemudian ayam jantan, kemudian telur. Maka apabila imam (khatib) telah keluar (untuk berkhutbah), para malaikat itu pun menutup buku catatan mereka, dan bersama-sama untuk menyimak khutbah." (HR Imam Bukhari)

Hadits ini juga dicantumkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya, Imam Muslim da;am Sahih-nya, dan Imam Baihaqi dalam Sunan Kubra.

Munculnya anggapan bahwa orang yang datang ke masjid setelah khatib naik mimbar tidak mendapatkan pahala Jumatan mungkin karena redaksi hadits: ...maka apabila imam (khatib) telah keluar (untuk berkhutbah), para malaikat itu pun menutup buku catatan mereka, dan bersama-sama untuk menyimak khutbah.

Benarkah demikian?

Jika yang dimaksud adalah tidak mendapat pahala keutamaan datang awal ke masjid untuk shalat Jumat, bisa jadi pendapat itu benar. Tapi jika dipahami sama sekali tidak mendapatkan pahala Jumatan secara mutlak maka tentu saja anggapan itu tidak tepat. Para pensyarah hadits menyebutkan bahwa orang yang datang setelah khatib naik mimbar masih memperoleh pahala dari mendengarkan khutbah, menunaikan shalat Jumat, khusyuk, dzikir, dan sebagainya. Hal ini semua dicatat oleh para malaikat pencatat amal. 

Imam Ibnu Hajar al-Asqallani, misalnya, berkata tentang hadits ini:

وَالْمُرَادُ بِطَيِّ الصُّحُفِ طَيُّ صُحُفِ الْفَضَائِلِ الْمُتَعَلِّقَةِ بِالْمُبَادَرَةِ إِلَى الْجُمُعَةِ دُونَ غَيْرِهَا مِنْ سَمَاعِ الْخُطْبَةِ وَإِدْرَاكِ الصَّلَاة وَالذِّكْرِ وَالدُّعَاءِ وَالْخُشُوعِ وَنَحْوِ ذَلِكَ فَإِنَّهُ يَكْتُبهُ الْحَافِظَانِ قَطْعًا

"Yang dikehendaki dengan dilipatnya buku catatan adalah melipat keutamaan-keutamaan yang berkaitan dengan mempercepat menuju Jumatan, bukan hal lain berupa mendengarkan khutbah, menemui shalat Jumat, berdzikir, doa, khusyuk dan sebagainya. Sesungguhnya hal tersebut dicatat oleh dua mlaikat penjaga secara pasti." (Fath al-Bari, Juz 2 halaman 367).
 
Ulama lain yang menyampaikan hal senada adalah Syaikh Ahmad bin Muhammad al-Qasthalani dalam kitab Irsyad al-Sari 'ala Syarh al-Bukhari, Syaikh Muhammad bin Abdul Baqi al-Zurqani al-Mishri dalam kitab Syarh al-Zurqani 'ala al-Muwaththa', dan Syaikh Ubaidillah bin Muhammad al-Rahmani dalam kitab Mir'at al-Mafatih Syarh Misykat al-Mashabih.
 
Berdasarkan keterangan di atas maka bisa disimpulkan, jika Anda datang ke masjid untuk menunaikan shalat Jumat pada saat khatib sudah naik mimbar, Anda tetap mendapatkan pahala Jumatan. Namun tentu tidak mendapatkan keutamaan yang disiapkan Allah bagi orang-orang yang datang awal ke masjid pada hari itu. 
 
Demikian. Semoga bermanfaat.
 
Wallahu a'lam  
  


Read More
      edit

Monday, December 20, 2021

Published December 20, 2021 by with 0 comment

Penciptaan Jin dan Cerita tentang Setan

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: خُلِقَتِ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ، وَخُلِقَتِ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ، وَخُلِقَتِ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ

Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah dijelaskan kepada kalian semua." (HR Muslim dan Ahmad)

Banyak ulama tafsir berkata, "Jin diciptakan sebelum penciptaan Adam Alaihissalam. Penghuni bumi sebelum manusia adalah Hin dan Bin. Allah menjadikan jin menguasai mereka. Jin membunuh mereka lalu berdiam di bumi setelah peperangan yang telah terjadi."

Adh-Dhahhak menyebutkan dari Ibnu Abbas, bahwa setelah jin membuat berbagai kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah, Allah mengutus Iblis kepada mereka, bersama para tentara dari langit. Mereka membunuh para jin dan mengusirnya dari bumi ke pulau-pulau di tengah laut.

Hasan Al Bashri berkata, "Iblis bukan dari malaikat sedikit pun. Akan tetapi dia adalah asal-mula para jin, sebagaimana Adam asal-mula manusia."

Para jin diciptakan dari api. Mereka seperti bani Adam yang makan, minum, dan berketurunan. Di antara mereka ada yang mukmin dan ada pula yang kafir. Pendapat yang benar adalah, jin yang mukmin akan masuk surga.

Iblis sebelum bermaksiat kepada Allah, bernama Azazil dan julukannya Abu Kurdus. 

Dari Jabir, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air. Lalu menyebarkan para prajuritnya ke tengah-tengah manusia. Siapa yang posisinya paling dekat dengan manusia maka dialah yang besar fitnahnya." (HR Muslim dan Ahmad)

Read More
      edit

Friday, December 17, 2021

Published December 17, 2021 by with 0 comment

Qana'ah

Imam Syafi'i berkata :

إِذَا مَا كُنْتَ ذَا قَلْبٍ قُنُوْعٍ # فَأَنْتَ وَمَالِكُ الدُّنْيَا سَوَاءُ

Apabila sikap hatimu selalu rela dengan apa yang ada,

maka tak ada pebedaan bagimu antara dirimu sendiri dan para hartawan.

***

Sikap qana'ah (rela dengan apa yang ada) itu adalah rahasia kebahagiaan. Sebab, apabila seseorang sudah memiliki sikap ini, maka sesungguhnya tidak ada perbedaan antara dirinya dengan para hartawan. Mereka semua sama.

Read More
      edit

Thursday, December 16, 2021

Published December 16, 2021 by with 0 comment

Takutnya Abu Bakar pada Makanan yang Haram

Zaid bin Arqam berkata: Abu Bakar Ash-Shiddiq ra memiliki seorang budak yang bekerja untuk mencari nafkah baginya. Pada suatu malam, budaknya itu menyuguhinya makanan, lalu Abu Bakar memakannya sesuap. Budaknya itu pun bertanya, "Mengapa engkau bertanya kepadaku di setiap malam (tentang makanan), tetapi engkau tidak bertanya kepadaku pada malam ini?"

Abu Bakar ra menjawab, "Karena aku sangat lapar. Dari mana kamu memperoleh makanan ini?" Budak itu menjawab, "Dahulu aku pernah berpapasan dengan suatu kaum di masa jahiliyah, lalu aku melakukan jampi-jampi kepada mereka, dan mereka berjanji untuk memberiku sesuatu. Nah, hari ini aku bertemu dengan mereka lagi, dan temyata mereka sedang mengadakan pesta sehingga mereka pun memberiku makanan ini."

Abu Bakar berkata, "Kamu nyaris menghancurkanku."

Kemudian Abu Bakar ra memasukkan tangannya ke tenggorokannya agar muntah, namun tidak kunjung keluar. Lalu seseorang berkata kepadanya, "Makanan tidak bisa keluar kecuali dengan air."

Lalu dia meminta diambilkan sebaskom air dan meminumnya hingga muntah. Lalu seseorang berkata, "Semoga Allah merahmatimu. Semua ini hanya karena sesuap makanan?"

Dia menjawab, "Seandainya dia tidak bisa keluar kecuali bersama nyawaku, niscaya aku akan mengeluarkannya. Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda,

كُلُّ جَسَدٍ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ

'Setiap jasad yang tumbuh dari makanan yang haram, maka neraka lebih pantas untuknya'. Karena itu, aku takut sekiranya ada bagian dari tubuhku yang tumbuh dari sesuap makanan ini."

Read More
      edit

Wednesday, December 15, 2021

Published December 15, 2021 by with 0 comment

Bahkan Malaikat Tak Mampu Mencatat Pahalanya


Imam An-Nasa'i meriwayatkan dalam Sunan-nya, dalam Bab: Fadhlil Hamidin, juz II, hlm. 220 sebagaimana berikut ini.

Dari Abdullah bin 'Umar ra bahwa Rasulullah Saw pernah menceritakan kepada mereka bahwasanya ada salah seorang hamba di antara hamba-hamba Allah yang mengucapkan (dzikir):

يَا رَبِّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

Ya rabbi, lakal-hamdu kama yambaghii lijalaali wajhika wali'azhiimi sulthanik [artinya]: "Ya Rabbku, hanya bagi-Mu segala pujian sebagaimana yang pantas terhadap kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu."  

Dzikir ini ternyata menyulitkan kedua malaikat (pencatat amal perbuatan) karena mereka berdua tidak tahu bagaimana harus mencatatnya? Kemudian mereka berdua naik ke langit dan berkata, "Ya Rabb kami, sesungguhnya seorang hamba-Mu mengucapkan ucapan yang kami tidak tahu bagaimana mencatatnya." Allah 'Azza wa Jalla betanya –padahal Dia sebenarnya lebih tahu terhadap apa yang diucapkan hamba-Nya itu-, “Apa yang diucapkan hamba-Ku? Mereka menjawab, "Sesungguhnya dia mengucapkan [artinya]: 'Ya Rabbku, hanya bagi-Mu segala pujian sebagaimana yang pantas terhadap kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu."'Allah ‘Azza wa jalla berfirman, "Tulislah sebagaimana yang diucapkan hamba-Ku itu hingga dia menemui-Ku. Nanti Aku yang akan memberi pahala kepadanya."

 Penjelasan Hadits

Rasulullah Saw bercerita kepada para sahabat bahwa ada seorang hamba yang berdoa [artinya] "YaRabbku, hanya bagi-Mu segala pujian sebagaimana yang pantas terhadap kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu." Dzikir ini ternyata menyulitkan kedua malaikat (pencatat amal) karena mereka berdua tidak tahu bagaimana harus mencatatnya. Kalimat ini terasa berat bagi kedua malaikat tersebut dan mereka tidak tahu kadar pahala yang harus mereka catat bagi orang yang mengucapkannya. Hal ini karena pahala bacaan kalimat itu sangat besar yang ukurannya hanya diketahui oleh Allah Ta'ala, sedangkan Dia tidak memberitahukan kadar besarnya kepada kedua malaikat itu.

Wallahu a'lam.

Read More
      edit

Tuesday, December 14, 2021

Published December 14, 2021 by with 0 comment

Akhlak Orang Berilmu Ketika Menuntut Ilmu

Di antara akhlak orang berilmu, ia memiliki kemauan untuk mencari ilmu, karena ia tahu bahwa Allah SWT mewajibkannya untuk beribadah. Ibadah itu sendiri tidak akan sempurna kecuali dengan ilmu. Ia pun tahu bahwa ilmu merupakan keniscayaan bagi dirinya. Ia tahu bahwa seorang mukmin sebaiknya tidak bodoh. Maka, ia menuntut ilmu untuk menghilangkan kebodohan dalam dirinya. Juga untuk beribadah kepada Allah SWT sebagaimana yang Dia perintahkan, bukan sebagaimana yang nafsunya inginkan. Inilah tujuan usahanya dalam mencari ilmu. Keikhlasan menjadi pegangannya dalam berusaha. 
 
Dalam berusaha mencari ilmu, ia tidak memandang dirinya memiliki keutamaan apa-apa. Justru ia melihat keutamaan itu ada pada Allah SWT. Sebab, Dia-lah yang telah memberinya taufik untuk mencari ilmu, agar ilmu tersebut bisa dipergunakan sebagai landasan beribadah kepada-Nya, dengan menunaikan kewajiban dan menghindari hal-hal yang diharamkan.  
 
 
Read More
      edit

Monday, December 13, 2021

Published December 13, 2021 by with 0 comment

Saat Rasulullah Wafat

Ibnu Abbas berkata bahwa Abu Bakar ra keluar rumah pada hari Rasulullah Saw wafat, dan saat itu Umar sedang berbicara kepada orang-orang. Abu Bakar berkata, "Duduklah, wahai Umar!"

Namun Umar menolak untuk duduk. Abu Bakar berkata lagi, "Duduklah, wahai Umar!"

Lalu Abu Bakar membaca syahadat dan berkata, "Barangsiapa di antara kalian yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah mati. Dan barangsiapa di antara kalian yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha hidup tidak mati. Sesungguhnya Allah berfirman, 

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ

'Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah iika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?' (QS. Ali Imran: 144)

Ibnu Abbas berkata, "Demi Allah, seolah-olah mereka tidak tahu bahwa Allah telah menurunkan ayat ini hingga Abu Bakar membacakannya, lalu semua orang menerima ayat itu dari Abu Bakar. Kami pun mendengar semua orang membacanya."

Ibnu Syihab berkata: Sa'id bin Musayyib mengabariku, bahwa Umar bin Khaththab ra berkata, "Demi Allah, aku mengetahui ayat ini tidak lain karena Abu Bakar membacanya, sehingga aku pun bergetar hingga kakiku goyah dan hingga aku jatuh ke tanah saat mendengar Abu Bakar membacanya, tahulah aku bahwa Rasulullah Saw telah wafat."

Read More
      edit