Tuesday, September 10, 2019

Published September 10, 2019 by with 0 comment

Ringkasan Tafsir QS. Al-Baqarah Ayat 26

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

إِنَّ اللهَ لاَ يَسْتَحْيِيْ أَنْ يَضْرِبَ مَثَلاً مَا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا، فَأَمَّا الَّذِيْنَ آمَنُوْا فَيَعْلَمُوْنَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ، وَأَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَيَقُوْلُوْنَ مَاذَا أَرَادَ اللهُ بِهَذَا مَثَلاً، يُضِلُّ بِهِ كَثِيْرًا وَيَهْدِيْ بِهِ كَثِيْرًا، وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلاَّ الْفَاسِقِيْنَ (٢٦)

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik (26).
  • Tafsir Ath-Thabari
Menurut para sahabat, di antaranya Ibnu Abbas ra, ayat ini turun terkait ayat [Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api (QS. Al-Baqarah: 170] dan [Atau seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit (QS. Al-Baqarah: 19)] yang mengibaratkan keimanan orang munafik dengan sekelebat cahaya api atau kilat. Mendengar perumpamaan ini, orang-orang munafik mengejek, "Allah Maha Tinggi, Maha Gagah dibanding perumpamaan yang dibuat-Nya." Turunlah ayat ini yang menjelaskan bahwa Allah tidak malu dengan perumpamaan yang Dia buat.

Penafsiran lain dikemukakan oleh Al-Rabi' bin Anas ra. Menurutnya ayat ini adalah perumpamaan kehidupan dunia. Karena nyamuk hidup ketika ia lapar, saat sudah gemuk tiba-tiba ia mati. Demikianlah kehidupan dunia. Sebagaimana firman Allah:

فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوْا بِمَا أُوْتُوْا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُوْنَ (٤٤)
 
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (QS. Al-An'am: 44)
 
Penafsiran ketiga dikemukakan oleh Qatadah. Ketika Allah menyebutkan nyamuk dan laba-laba dalam Al-Qur'an, mereka yang sesat berkata, "Apa maksud Allah menyebutkan itu?" Maka turunlah ayat ini, menjelaskan bahwa Allah tidak malu menyebutkan kebenaran, walaupun sedikit.

➨ Rujukan: Tafsir Ath-Thabari, Jilid I, 2001: 422-425  
      edit

0 comments:

Post a Comment