Kita semua
yakin bahwa Allah adalah Pemilik dan Pembagi rezeki. Dialah Allah Dzat Yang
Maha Kaya dan Maha Dermawan. Tidak ada setetes air pun yang kita teguk kecuali
berasal dari pemberian-Nya. Tidak pula ada satu pun makhluk yang diciptakan-Nya
kecuali mendapat bagian rezeki dari-Nya. Namun demikian, rezeki yang berasal
dari-Nya itu bisa saja tertahan dan tidak sampai kepada kita.
Tentu saja hal itu tidak terjadi tanpa sebab. Ada sejumlah sebab yang berasal dari kesalahan-kesalahan yang kita perbuat sehingga Allah menahan sebagian rezeki-Nya untuk kita. Berikut akan kami paparkan sepuluh penyebab yang menjadikan pintu rezeki tidak terbuka lebar. Dengan kata lain sepuluh hal berikut ini merupakan penghalang terbukanya pintu rezeki:
1. Melawan Sang Pemberi Rezeki
Allah Swt
berfirman:
فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (٣) الَّذِيْ أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوْعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (٤)
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.”[1]
Ayat ini memerintahkan kita untuk memurnikan ibadah hanya kepada Rabb penguasa Ka’bah, sehingga Allah akan memberikan dua rezeki sekaligus, yaitu dicukupkan kebutuhan dunianya dan diberi rasa aman di akhirat.
2. Berbuat Dosa
Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya hamba ditahan
rezekinya karena dosa yang ia dilakukan.”[2]
Disebutkan pula bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda, “Malaikat Jibril membisikkan di dalam hatiku, bahwa suatu jiwa tidak akan mati hingga telah sempurna rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan carilah rezeki dengan cara yang baik, dan hendaklah tertundanya rezeki tidak mendorong kalian untuk mencarinya dengan kemaksiatan kepada Allah, karena sesungguhnya keridhaan di sisi Allah tidak akan bisa diraih kecuali dengan ketaatan kepada-Nya.”[3]
3. Mengingkari Nikmat Allah
Allah Saw
berfirman:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ (٧)
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”[4]
وَضَرَبَ اللهُ مَثَلاً قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللهِ فَأَذَاقَهَا اللهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ (١١٢)
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap penjuru, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.”[5]
0 comments:
Post a Comment