Di antara hal yang menyelamatkan adalah tawakkal kepada Allah, yaitu
hanya bertumpu (berpasrah diri) kepada Allah dalam segala hal. Allah Swt
berfirman:
وَعَلَى
اللهِ فَتَوَكَّلُوْا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
"Dan bertawakkallah kalian kepada Allah jika kalian beriman." (QS. al-Maidah [5]: 23)
Mengambil langkah-langkah ikhtiar adalah wajib hukumnya, seperti
berobat, dan hal itu tidak bertentangan dengan tawakkal. Akan tetapi, seorang
mukmin harus berikhtiar dan bertumpu juga kepada Allah Swt yang
menentukan ikhtiar tersebut.
Rasulullah Saw bersabda terhadap orang yang melepaskan ontanya tanpa
diikat sambil berkata, "Aku bertawakkal kepada Allah." Maka Rasulullah
Saw bersabda kepada orang itu:
اعْقِلْهَا
وَتَوَكَّلْ
"Ikatlah onta itu, lalu bertawakkallah." (HR at-Tirmidzi)
Termasuk hal yang menyelamatkan adalah niat yang benar dan ikhlas karena
Allah dalam segala amal perbuatan. Dalam hal ini cukuplah sabda Nabi
Saw berikut ini:
"Sesungguhnya amal (perbuatan) itu tergantung dengan niatnya, dan
sesungguhnya ia akan mendapatkan sesuatu (sesuai apa) yang diniatkannya,
barangsiapa hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk
Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya untuk memperoleh
dunia atau seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya pun
sesuai dengan apa yang diniatkannya." (HR Bukhari dan Muslim)
Disarikan dari kitab 'Ajalah as-Sibaq ila Makarim al-Akhlaq karya al-Habib Muhammad ibn Abdullah al-Haddar
0 comments:
Post a Comment