Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:
إِنَّمَا يُؤْلِمُكَ الْمَنْعُ بِعَدَمِ فَهْمِكَ عَنِ اللهِ فِيْهِ.
“Sesungguhnya yang menjadikanmu bersusah hati karena tidak adanya pemberian, itu karena engkau tidak memahami pemberian Allah (kepadamu yang sebenarnya).”
Ketika engkau meminta suatu perkara dunia, lalu Allah tidak mengabulkannya, hatimu menjadi susah, itu disebabkan karena engkau tidak memahami kehendak Allah. Jika engkau paham, engkau akan bahagia. Tenangkan dirimu saat permintaanmu tidak dikabulkan. Saat permintaanmu tidak dikabulkan, pahamilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki agar engkau mendekatkan diri kepada-Nya dan selalu menyandarkan hatimu ke haribaan-Nya, jika sudah begitu engkau akan menjadi kekasih Allah. Dan, sesungguhnya ketika Allah mengasihi atau mencintai hamba-Nya, niscaya Dia akan menghalangi dunia darinya dan menjauhkannya dari dunia.
Sebagai perumpamaan, apakah engkau tidak mengetahui, bahwa seorang ayah yang sangat mencintai dan mengasihi anaknya, niscaya akan membawa anaknya pada tukang bekam agar badannya menjadi sembuh? Apakah engkau tidak mengetahui, bahwa seorang ibu yang menyayangi anaknya, pasti akan mencegah anaknya dari mengonsumsi makanan yang berbahaya bagi kesehatan anaknya? Apakah engkau tidak mengetahui bahwa tabib yang mengobatimu yang berbelas-kasih terhadapmu, pasti akan mencegahmu dari mengonsumsi makanan yang tidak patut engkau makan karena penyakitmu tadi? Padahal, belas-kasih Allah terhadap hamba-Nya itu melebihi belas-kasih seorang ayah ataupun ibu terhadap putra-putrinya.
Rasūlullāh Saw pernah menyaksikan seorang perempuan yang sedang menggendong anaknya. Lalu Nabi bersabda kepada para sahabat yang hadir pada waktu itu: “Apakah sang ibu ini tega jika anaknya dimasukkan ke dalam api?” Lalu para sahabat menjawab: “Tidak akan tega wahai Rasūl.” Lalu Nabi bersabda: “Allah itu lebih berbelas-kasih terhadap hamba-Nya yang mu’min daripada belas-kasih perempuan ini kepada putranya, akan tetapi Allah memberimu rasa perih dan sakit karena Allah menaruh fadhal dan kenikmatan-Nya di dalam rasa pedih dan sakit tersebut.”
Syaikh Abū al-Hasan asy-Syādzilī berkata:
“Ketahuilah, sesungguhnya ketika Allah tidak memberimu, itu bukan karena membencimu, tapi karena sangat belas kasih terhadapmu. Maka tidak memberi itulah yang (hakikatnya) dinamakan memberi.”
Pahamilah!
0 comments:
Post a Comment