Monday, July 29, 2019

Published July 29, 2019 by with 0 comment

Hakikat Akhlak yang Baik dan Ciri-cirinya

Akhlak yang baik adalah sifat yang ada pada jiwa seseorang yang darinya keluar pekerjaan-pekerjaan yang baik dengan mudah disertai dengan menjauh dari keburukan-keburukan. 
 
Ciri-cirinya adalah membebaskan diri dari keburukan yang disebut "al-Muhlikat" (hal-hal yang membinasakan) dan menghiasi diri dengan sifat-sifat baik yang disebut "al-Munjiyat" (hal-hal yang menyelamatkan). Tiada jalan untuk menggapai itu kecuali dengan mujahadah karena nafsu secara naluri condong kepada syahwat-syahwat dan mengajak kepada keburukan. Maka harus mujahadah/melawannya sampai menjadi bersih dan suci dari kehinaan dan berhias dengan sifat-sifat keutamaan. Di dalam al-Qur'an diterangkan sebagai berikut:
 
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا، وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا 
 
"Sungguh beruntung orang yang menyucikannya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya." (QS. asy-Syams [91]: 9-10)
 
Jihad memerangi nafsu adalah jihad yang agung (jihadul akbar). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepada para sahabat yang baru pulang dari peperangan, "Selamat datang, kalian baru saja pulang dari jihad kecil menuju jihad yang lebih agung." Beliau pun ditanya, "Wahai Rasulullah, apakah jihad yang agung itu?" Beliau bersabda, "Jihadun nafs (memerangi hawa nafsu)." (HR Baihaqi)
Nabi 'alayhish shalatu was salam bersabda:
 
 
وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللهِ - رواه الترمذي
 
"Sang pejuang adalah orang yang berjuang melawan nafsunya dalam ketaatan kepada Allah." (HR at-Tirmidzi)
 
Maka, memrangi hawa nafsu adalah memaksa nafsu untuk meninggalkan kemaksiatan dan menjauh dari akhlak yang buruk (rendah), mengerjakan perintah, bergegas menuju sifat-sifat keutamaan, serta bersabar menghadapi semua itu hingga wafat.
 
Adapun al-Qur'an memberi peringatan kepada orang-orang yang jahat dengan mengikuti hawa nafsu dan mementingkan dunia. Dan sebaliknya, al-Qur'an memberi kabar gembira bagi orang-orang yang melawan hawa nafsu, sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman berikut:
 
فَأَمَّا مَنْ طَغَى، وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى، وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى، فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
 
"Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya." (QS. an-Nazi'at [79]: 37-41)
 
Disarikan dari kitab 'Ajalah as-Sibaq ila Makarim al-Akhlaq karya al-Habib Muhammad ibn Abdullah al-Haddar  
      edit

0 comments:

Post a Comment