Akhlak yang baik adalah sifat yang ada pada jiwa seseorang yang darinya
keluar pekerjaan-pekerjaan yang baik dengan mudah disertai dengan
menjauh dari keburukan-keburukan.
Ciri-cirinya adalah membebaskan diri dari keburukan yang disebut "al-Muhlikat" (hal-hal yang membinasakan) dan menghiasi diri dengan sifat-sifat baik yang disebut "al-Munjiyat" (hal-hal
yang menyelamatkan). Tiada jalan untuk menggapai itu kecuali dengan
mujahadah karena nafsu secara naluri condong kepada syahwat-syahwat dan
mengajak kepada keburukan. Maka harus mujahadah/melawannya sampai
menjadi bersih dan suci dari kehinaan dan berhias dengan sifat-sifat
keutamaan. Di dalam al-Qur'an diterangkan sebagai berikut:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا، وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
"Sungguh beruntung orang yang menyucikannya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya." (QS. asy-Syams [91]: 9-10)
Jihad memerangi nafsu adalah jihad yang agung (jihadul akbar). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
pernah bersabda kepada para sahabat yang baru pulang dari peperangan,
"Selamat datang, kalian baru saja pulang dari jihad kecil menuju jihad
yang lebih agung." Beliau pun ditanya, "Wahai Rasulullah, apakah jihad
yang agung itu?" Beliau bersabda, "Jihadun nafs (memerangi hawa nafsu)." (HR Baihaqi)
Nabi 'alayhish shalatu was salam bersabda:
وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللهِ - رواه الترمذي
"Sang pejuang adalah orang yang berjuang melawan nafsunya dalam ketaatan kepada Allah." (HR at-Tirmidzi)
Maka, memrangi hawa nafsu adalah memaksa nafsu untuk meninggalkan
kemaksiatan dan menjauh dari akhlak yang buruk (rendah), mengerjakan
perintah, bergegas menuju sifat-sifat keutamaan, serta bersabar
menghadapi semua itu hingga wafat.
Adapun al-Qur'an memberi peringatan kepada orang-orang yang jahat dengan
mengikuti hawa nafsu dan mementingkan dunia. Dan sebaliknya, al-Qur'an
memberi kabar gembira bagi orang-orang yang melawan hawa nafsu,
sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman berikut:
فَأَمَّا مَنْ طَغَى، وَآثَرَ الْحَيَاةَ
الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى، وَأَمَّا مَنْ خَافَ
مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى، فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ
الْمَأْوَى
"Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan
dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Dan adapun
orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya." (QS. an-Nazi'at [79]: 37-41)
Disarikan dari kitab 'Ajalah as-Sibaq ila Makarim al-Akhlaq karya al-Habib Muhammad ibn Abdullah al-Haddar
0 comments:
Post a Comment