Thursday, August 15, 2019

Published August 15, 2019 by with 0 comment

Kekayaan yang Bersifat Lahir

Kekayaan adalah sesuatu yang bisa diusahakan manusia untuk mendapatkannya. Dengan kekayaan, seseorang bisa memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Kebanyakan orang memaknai kekayaan sebagai kumpulan harta benda. Banyaknya simpanan uang di bank, perhiasan yang mahal, rumah dan kendaraan mewah, serta berbagai kepemilikan yang bersifat materi lainnya, sering kali dijadikan standar untuk mengukur kekayaan seseorang.

Setiap manusia pada dasarnya menginginkan kekayaan, kesejahteraan, dan kebahagiaan di dalam hidupnya. Pada hakikatnya, itu adalah hal yang wajar. Namun terkadang untuk merealisasikan keinginan itu, manusia sering kali didorong oleh motif-motif rendah, yakni semata-mata berorientasi duniawi dan ragawi. Akibatnya, dalam setiap usaha yang dilakukan, yang ada di benaknya adalah menghimpun kekayaan sebanyak-banyaknya dan meraup keuntungan sebesar-besarnya, tanpa mengindahkan hukum-hukum Allah yang berlaku atas dirinya.

Mencari dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tidaklah dilarang oleh agama, asalkan dilakukan dengan cara-cara yang halal dengan niat menjadikan harta itu sebagai jalan untuk memperoleh ridha Allah Swt. Jika tidak dengan cara yang demikian, maka harta kekayaan bisa menjadi fitnah bagi seseorang, yang menyebabkannya terjebak dalam satu lingkaran yang di dalamnya setiap detik dari hidup yang dijalaninya hanya untuk mengumpulkan harta, bermegah-megahan dengannya, dan menggandrunginya, sehingga tak tersisa sedikit pun waktu baginya untuk memikirkan urusan akhirat.

Harta kekayaan bisa menjadi fitnah besar yang diturunkan Allah Swt untuk umat manusia. Harta juga menjadi bencana besar yang dapat melalaikan manusia dari mengingat akhirat; lebih menyibukkan dunia yang fana dan melalaikan manusia untuk urusan akhirat yang kekal. Oleh karena itu, Rasulullah Saw telah memperingatkan dalam beberapa sabda beliau berikut ini:

“Sesungguhnya bagi tiap-tiap umat itu ada fitnah, dan sesungguhnya fitnah bagi umatku adalah harta.”[1]

“Jangan membuat tempat menimbun kekayaan yang akan menyebabkanmu gandrung pada dunia.”[2]

“Tiadalah dua serigala yang lapar dilepas dalam segerombolan kambing yang lebih merusak melebihi pengrusakan sifat rakusnya seseorang kepada harta kekayaan dan kedudukan terhadap agamanya.”[3]

Ketahuilah, orang yang hatinya telah gandrung pada dunia niscaya lenyap sifat ikhlas dari dirinya. Apa pun yang ia lakukan di kehidupan ini akan selalu berorientasi pamrih materi, dan lupa pada kebutuhan menggapai cinta dan keridhaan Allah. Oleh karena itu, jika saat ini terlintas di hati Anda untuk memiliki dunia, maka berusahalah menggapainya. Namun, hendaklah tidak mengisi setiap sudut jiwa dengan persoalan dunia. Sediakan ruang yang lebih luas di hati Anda untuk Tuhan, sehingga apa pun yang Anda peroleh di kehidupan dunia ini bisa menjadi jalan bagi Anda untuk menggapai keridhaan-Nya dan membuka pintu yang luas bagi kebahagiaan hidup Anda di akhirat kelak.

Wallahu a'lam


[1] HR Imam Turmudzi.
[2] HR Imam Turmudzi.
[3] HR Imam Turmudzi.
      edit

0 comments:

Post a Comment