Hak Allah yang harus dipenuhi oleh setiap hamba adalah hendaknya semua
hamba menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ كُنْتُ رَدِيْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حِمَارٍ فَقَالَ يَا مُعَاذُ هَلْ تَدْرِيْ مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ؟ فَقُلْتُ اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ فَإِنَّ حَقَّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوْهُ وَلاَ يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا. (رواه مسم)
Dari Mu'adz bin Jabal ra ia berkata, Saya pernah di belakang Nabi Saw di atas seekor keledai lalu beliau bersabda: "Hai Mua'dz, apakah kamu mengerti hak Allah atas hamba? Dan apa hak hamba atas Allah?" Saya berkata: "Allah dan Rasul-Nya lebih mengerti." Beliau bersabda: "Sesungguhnya hak Allah atas semua hamba ialah hendaknya mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan sesuatu apapun dengan-Nya, sedangkan hak hamba atas Allah ialah Allah tidak menyiksa siapa di antara mereka yang tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya." (HR Muslim)
Di antara kewajiban-kewajiban yang paling mendasar atas semua hamba adalah mengetahui persolan tujuan ia diciptakan, yaitu beribadah kepada Allah Swt. Allah menciptakan makhluk ini hanya agar beribadah kepada-Nya sebagaimana firman-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ (٥٦)
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56)
Hak Allah yang harus dipenuhi setiap hamba itu besar, anugerah-Nya kepada hamba-Nya sangat luas dan merata. Mereka diciptakan oleh Allah dengan bentuk yang baik dan sempurna, melimpahkan kepadanya segala nikmat dan menunjukkannya kepada agama yang benar, yaitu agama Islam.
Andaikata tiap-tiap hamba bersujud kepada Allah di atas bara api sejak dunia diciptakan sampai kehancuran nanti, maka ia belumlah memenuhi hak nikmat Islam dan Iman yang dianugerahkan Allah kepadanya. Allah Swt menganugerahkan nikmat-nikmat yang bersifat spritual dan material, zhahir dan batin kepada setiap hamba-Nya yang tidak terbatas, yang andaikan lautan dijadikan tinta dan tanaman-tanaman dijadikan pena lalu dibuat menulis jumlah nikmat Allah kepada hamba-Nya, tentu akan habis sebelum mampu menghitung satu persen dari nikmat-nikmat Allah. Allah Swt berfirman:
وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا (٣٤)
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya." (QS. Ibrahim [14]: 34)
وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً (٢٠)
"Dan Dia menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin." (QS. Luqman [31]: 20)
0 comments:
Post a Comment