Allah Subhanahu wata'ala berfirman:
وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوْا هَذِهِ الْقَرْيَةَ فَكُلُوْا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُوْلُوْا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ، وَسَنَزِيْدُ الْمُحْسِنِيْنَ (٥٨) فَبَدَّلَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا قَوْلاً غَيْرَ الَّذِيْ قِيْلَ لَهُمْ فَأَنْزَلْنَا عَلَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ (٥٩)
Dan (ingatlah), ketika Kami
berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini
(Baitul Maqdis), maka makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada
di sana sesukamu. Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud,
dan katakanlah: "Bebaskanlah kami (dari dosa-dosa kami)", niscaya Kami
ampuni
kesalahan-kesalahanmu. Dan Kami akan menambah (karunia) bagi orang-orang
yang berbuat kebaikan" (58). Lalu, orang-orang yang zalim
mengganti
perintah dengan (perintah lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka.
Maka Kami turunkan malapetaka dari langit kepada orang-orang yang zalim
itu karena mereka selalu berbuat fasik. (59)
- Tafsir Ath-Thabari
Ayat ini menggambarkan ucapan dan perbuatan durhaka yang dilakukan oleh
Bani Israil yang mempermainkan perintah Allah ketika memasuki Baitul
Maqdis. Mereka menggati perkataan dan perbuatan yang diperintahkan Allah
dengan perkataan dan perbuatan yang mereka buat-buat sendiri.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra dari Rasulullah Saw disebutkan bahwa ketika mereka diperintahkan untuk memasuki pintu gerbang Baitul Maqdis sambil bersujud dan mengucapkan [Hiththatun] yang artinya bebaskanlah kami (dari dosa-dosa kami), maka mereka menggatinya dengan ucapan "Hinthatun" yang artinya sebutir gandum, seraya mereka pun masuk ke Baitul Maqdis sambil merangkak.
Karena kelakuan tersebut, mereka disebut orang-orang zalim, yaitu orang-orang yang mengerjakan suatu perkara yang seharusnya tidak mereka kerjakan. Mereka juga disebut orang-orang fasik, yaitu orang-orang yang meninggalkan ketaatan kepada Allah serta lebih memilih maksiat kepada-Nya dan menolak perintah-Nya.
Akibat kefasikan mereka ini Allah menyiksa mereka dengan azab dari langit. Menurut Ibnu Zaid, azab tersebut berupa penyakit tha'un yang pernah diturunkan kepada umat terdahulu. Menurut Imam Ath-Thabari yang dimaksud [Malapetaka] atau azab dalam ayat ini bisa berupa penyakit tha'un atau bisa pula berupa siksaan dalam bentuk yang lain karena tidak ada keterangan yang tegas dari al-Qur'an.
➨ Rujukan: Tafsir Ath-Thabari, Jilid I, 2001: 723-732.
0 comments:
Post a Comment