Thursday, October 17, 2019

Published October 17, 2019 by with 0 comment

"Slup-slupan" dalam Pandangan Syariat

Walimah yang diadakan ketika seseorang menempati rumah baru dalam perspektif fiqih disebut "Walimah Wakiroh". Masyarakat Jawa menyebutnya “slup-slupan”. hal ini sesuai dengan keterangan:

وَإِذَا بَنَى الرَّجُلُ دَارًا أَوِ اشْتَرَاهَا فَأَطْعَمَ قِيلَ الْوَكِيرَةِ أَيْ مِنْ الْوَكْرِ

Ketika seseorang telah selesai membangun rumah atau membeli rumah, kemudian ia memberi jamuan makanan kepada orang lain, maka itu disebut tho'âmul wakîroh. (Musykil al-Atsâr (CD Maktabah Syâmelah). vol IV hlm: 303. al-Fiqhu 'Alâ al-Madzâhib al-Arba'ah (CD Maktabah Syâmelah). vol II hlm: 22.. Al-Hâwî fî Fiqhi As-Syâfi'i (CD Maktabah Syâmelah). vol IX hlm: 555).

Hukum mengadakan acara walimah semacam itu menurut ulama madzhab Syâfi'i terjadi perbedaan pendapat. Versi pertama menghukumi sunnah. sedang menurut versi kedua menghukumi wajib. Hal ini sesuai dengan keterangan:

اخْتَلَفَ الْفُقَهَاءُ فِي حُكْمِ فِعْل الْوَكِيرَةِ وَالدَّعْوَةِ إِلَيْهَا : فَقَال الشَّافِعِيَّةُ : الْوَكِيرَةُ كَسَائِرِ الْوَلاَئِمِ غَيْرَ وَلِيمَةِ الْعُرْسِ مُسْتَحَبَّةٌ، وَلَيْسَتْ بِوَاجِبَةٍ عَلَى الْمَذْهَبِ وَبِهِ قَطَعَ الْجُمْهُورُ، اهــ

“Para fuqaha berbeda pendapat tentang hukum mengadakan acara walimah wakiroh dan menghadiri undangannya. Ulama Syâfi'iyyah berkata, Walimah Wakiroh hukumnya sama seperti walimah-walimah lainya, selain Walimatul 'Urs, yaitu sunnah, bukan wajib menurut pendapat madzhab. Pendapat ini didukung oleh jumhurul ulama.” (Al-Mausu'ah al-Fiqhiyyah al-Kuawtiyyah, (CD Maktabah Syâmelah). vol 45 hlm 116).

Sedang menurut versi kedua yang menghukumi wajib adalah sebagaimana keterangan berikut:

الْوَلِيمَةُ لِلْبِنَاءِ : هِيَ مُسْتَحَبَّةٌ ، كَبَقِيَّةِ الْوَلاَئِمِ الَّتِي تُقَامُ لِحُدُوثِ سُرُورٍ أَوِ انْدِفَاعِ شَرٍّ ، وَتُسَمَّى الْوَلِيمَةُ لِلْبِنَاءِ ( وَكِيرَةٌ ) -إِلَى أَنْ قَالَ- وَقَدْ ذَكَرَ بَعْضُ الشَّافِعِيَّةِ قَوْلاً بِوُجُوبِهَا ؛ لِأَنَّ الشَّافِعِيَّ قَال : بَعْدَ ذِكْرِ الْوَلاَئِمِ وَمِنْهَا الْوَكِيرَةُ  : وَلاَ أُرَخِّصُ فِي تَرْكِهَا . اهــ

“Mengadakan acara walimah lil bina' hukumnya sangat dianjurkan oleh agama (mustahabbah), sebagaimana walimah-walimah lainnya. Walimah lil bina' adalah walimah yang diadakan karena mendapatkan kebahagian yang baru atau terhindar dari kejelekan (malapetaka). Walimah lil bina' juga disebut dengan walimah wakiroh… Sebagian ulama madzhab Syâfi'i mengutarakan satu pendapat yang menghukumi wajib, karena Imam Syâfi'i setelah menyebutkan beberapa walimah, kemudian ia berkata, termasuk walimah adalah walimah wakirah, dan saya (Imam Syâfi'i) tidak memberikan rukhsoh (tidak memberikan kemurahan) untuk meninggalkannya.” (al-Mausu'ah al-Fiqhiyyah al-Kuawtiyyah, (CD Maktabah Syâmelah). vol VII hlm 207).

Kesimpulan:
Sejumlah penjelasan di atas cukuplah sebagai dalil bahwa acara selamatan rumah baru (slup-slupan) itu dibenarkan oleh syariat.

Wallahu a’lam
      edit

0 comments:

Post a Comment