"سُورَة
الْفَاتِحَة" مَكِّيَّة سَبْع آيَات بِالْبَسْمَلَةِ إنْ كَانَتْ مِنْهَا وَالسَّابِعَة
صِرَاط الَّذِينَ إلَى آخِرهَا وَإِنْ لَمْ تَكُنْ مِنْهَا فَالسَّابِعَة غَيْر الْمَغْضُوب
إلَى آخِرهَا وَيُقَدَّر فِي أَوَّلهَا قُولُوا لِيَكُونَ مَا قَبْل إيَّاكَ نَعْبُد
مُنَاسِبًا لَهُ بِكَوْنِهَا مِنْ مَقُول الْعِبَاد
Surat Al-Fatihah diturunkan di
Mekah, jumlah ayatnya ada tujuh berikut Basmalah, menurut pendapat yang
menganggapnya sebagai salah satu ayat daripadanya, sedangkan ayat
ketujuh menurutnya adalah mulai dari "Shiraathal ladziina" sampai dengan
akhir surat. Jika Basmalah dianggap bukan sebagai salah satu ayat dari
Al-Fatihah, maka ayat ketujuhnya mulai dari "Ghairil maghdhuubi" sampai
akhir surat. Berdasarkan anggapan ini maka sebelum yang ketujuh
diperkirakan adanya kalimat "Quuluu", supaya ayat yang ketujuh ini
maknanya sealur dengan ayat-ayat sebelum ayat "Iyyaaka na'budu", yang
kesemuanya itu dianggap sebagai doa dari hamba-hamba Allah.
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
001. (Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)
"الْحَمْد لِلَّهِ" جُمْلَة خَبَرِيَّة قُصِدَ بِهَا الثَّنَاء
عَلَى اللَّه بِمَضْمُونِهَا عَلَى أَنَّهُ تَعَالَى مَالِك لِجَمِيعِ الْحَمْد مِنْ
الْخَلْق أَوْ مُسْتَحِقّ لِأَنْ يَحْمَدُوهُ وَاَللَّه عَلَم عَلَى الْمَعْبُود بِحَقٍّ
. "رَبّ الْعَالَمِينَ" أَيْ مَالِك جَمِيع الْخَلْق مِنْ الْإِنْس وَالْجِنّ
وَالْمَلَائِكَة وَالدَّوَابّ وَغَيْرهمْ وَكُلّ مِنْهَا يُطْلَق عَلَيْهِ عَالَم يُقَال
عَالَم الْإِنْس وَعَالَم الْجِنّ إلَى غَيْر ذَلِك وَغَلَبَ فِي جَمْعه بِالْيَاءِ
وَالنُّون أُولِي الْعِلْم عَلَى غَيْرهمْ وَهُوَ مِنْ الْعَلَامَة لِأَنَّهُ عَلَامَة
عَلَى مُوجِده
002. (Segala puji bagi Allah) Lafal ayat ini merupakan kalimat
berita, dimaksud sebagai ungkapan pujian kepada Allah berikut pengertian yang
terkandung di dalamnya, yaitu bahwa Allah Ta’ala
adalah yang memiliki semua pujian yang diungkapkan oleh semua hamba-Nya. Atau
makna yang dimaksud ialah bahwa Allah Ta’ala itu adalah
Zat yang harus mereka puji. Lafal Allah merupakan nama bagi Zat yang berhak
untuk disembah. (Tuhan semesta alam) artinya Allah adalah yang memiliki pujian
semua makhluk-Nya, yaitu terdiri dari manusia, jin, malaikat, hewan-hewan
melata dan lain-lainnya. Masing-masing mereka disebut alam. Oleh karenanya ada
alam manusia, alam jin dan lain sebagainya. Lafal 'al-`aalamiin' merupakan
bentuk jamak dari lafal '`aalam', yaitu dengan memakai huruf ya dan huruf nun
untuk menekankan makhluk berakal/berilmu atas yang lainnya. Kata 'aalam berasal
dari kata `alaamah (tanda) mengingat ia adalah tanda bagi adanya yang
menciptakannya.
"الرَّحْمَن الرَّحِيم" أَيْ ذِي الرَّحْمَة وَهِيَ إرَادَة
الْخَيْر لِأَهْلِهِ
003. (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang) yaitu yang
mempunyai rahmat. Rahmat ialah menghendaki kebaikan bagi orang yang
menerimanya.
"مَالِك يَوْم الدِّين" أَيْ الْجَزَاء وَهُوَ يَوْم الْقِيَامَة
وَخُصّ بِالذِّكْرِ لِأَنَّهُ لَا مُلْك ظَاهِرًا فِيهِ لِأَحَدٍ إلَّا لِلَّهِ تَعَالَى
بِدَلِيلِ "لِمَنْ الْمُلْك الْيَوْم ؟ لِلَّهِ" وَمَنْ قَرَأَ مَالِك فَمَعْنَاهُ
مَالِك الْأَمْر كُلّه فِي يَوْم الْقِيَامَة أَوْ هُوَ مَوْصُوف بِذَلِك دَائِمًا
"كَغَافِرِ الذَّنْب" فَصَحَّ وُقُوعه صِفَة لِمَعْرِفَةِ
004. (Yang menguasai hari pembalasan) di hari kiamat kelak.
Lafal 'yaumuddiin' disebutkan secara khusus, karena di hari itu tiada seorang
pun yang mempunyai kekuasaan, kecuali hanya Allah Taala semata, sesuai dengan
firman Allah Taala yang menyatakan, "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari
ini (hari kiamat)? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan."
(Q.S. Al-Mukmin 16) Bagi orang yang membacanya 'maaliki' maknanya menjadi
"Dia Yang memiliki semua perkara di hari kiamat". Atau Dia adalah Zat
yang memiliki sifat ini secara kekal, perihalnya sama dengan sifat-sifat-Nya
yang lain, yaitu seperti 'ghaafiruz dzanbi' (Yang mengampuni dosa-dosa). Dengan
demikian maka lafal 'maaliki yaumiddiin' ini sah menjadi sifat bagi Allah,
karena sudah ma`rifah (dikenal).
"إيَّاكَ نَعْبُد وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين" أَيْ نَخُصّك بِالْعِبَادَةِ
مِنْ تَوْحِيد وَغَيْره وَنَطْلُب الْمَعُونَة عَلَى الْعِبَاد وَغَيْرهَا
005. (Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada
Engkaulah kami memohon pertolongan) Artinya kami beribadah hanya kepada-Mu,
seperti mengesakan dan lain-lainnya, dan kami memohon pertolongan hanya
kepada-Mu dalam menghadapi semua hamba-Mu dan lain-lainnya.
"اهْدِنَا الصِّرَاط الْمُسْتَقِيم" أَيْ أَرْشِدْنَا إلَيْهِ
وَيُبْدَل مِنْهُ
006. (Tunjukilah kami ke jalan yang lurus) Artinya bimbinglah
kami ke jalan yang lurus, kemudian dijelaskan pada ayat berikutnya, yaitu:
"صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْت عَلَيْهِمْ" بِالْهِدَايَةِ
وَيُبْدَل مِنْ الَّذِينَ لِصِلَتِهِ بِهِ . "غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهِمْ"
وَهُمْ الْيَهُود "وَلَا" وَغَيْر "الضَّالِّينَ" وَهُمْ النَّصَارَى
وَنُكْتَة الْبَدَل إفَادَة أَنَّ الْمُهْتَدِينَ لَيْسُوا يَهُودَ وَلَا نَصَارَى
وَاَللَّه أَعْلَم بِالصَّوَابِ وَإِلَيْهِ الْمَرْجِع وَالْمَآب وَصَلَّى اللَّه عَلَى
سَيِّدنَا مُحَمَّد وَعَلَى آله وَصَحْبه وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا دائما أبدا،
وحسبنا الله ونعم الوكيل، ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
007. (Jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat
kepada mereka), yaitu melalui petunjuk dan hidayah-Mu. Kemudian diperjelas lagi
maknanya oleh ayat berikut: (Bukan (jalan) mereka yang dimurkai) Yang dimaksud
adalah orang-orang Yahudi. (Dan bukan pula) dan selain (mereka yang sesat.)
Yang dimaksud adalah orang-orang Nasrani. Faedah adanya
penjelasan tersebut tadi mempunyai pengertian bahwa orang-orang yang mendapat
hidayah itu bukanlah orang-orang Yahudi dan bukan pula orang-orang Nasrani.
Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui dan hanya kepada-Nyalah dikembalikan segala
sesuatu. Semoga shalawat dan salam-Nya dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw
beserta keluarga dan para sahabatnya, selawat dan salam yang banyak untuk
selamanya. Cukuplah bagi kita Allah sebagai penolong dan Dialah sebaik-baik
penolong. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan hanya berkat pertolongan
Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
0 comments:
Post a Comment