لَا
يَكُنْ تَأَخُّرُ أَمَدِ الْعَطَاءِ مَعَ الْإِلْحَاحِ فِي الدُّعَاءِ مُوْجِبًا
لِيَأْسِكَ فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الْإِجَابَةَ فِيْمَا يَخْتَارُهُ لَكَ لَا فِيْمَا
تَخْتَارُ لِنَفْسِكَ وَ فِي الْوَقْتِ الَّذِيْ يُرِيْدُ لَا فِي الْوَقْتِ
الَّذِيْ تُرِيْدُ
“Janganlah kelambatan masa pemberian Tuhan
kepadamu, padahal engkau sungguh-sungguh dalam berdoa, itu menyebabkanmu patah
harapan. Sebab Allah telah menjamin menerima semua doa
dalam apa yang Ia kehendaki untukmu, bukan menurut kehendakmu, pada waktu yang
ditentukan-Nya, bukan pada waktu yang engkau tentukan.”
KH. Sholeh Darat berkata:
Syaikh
Ibnu ‘Athā’illāh berkata:
لَا
يَكُنْ تَأَخُّرُ أَمَدِ الْعَطَاءِ مَعَ الْإِلْحَاحِ فِي الدُّعَاءِ مُوْجِبًا
لِيَأْسِكَ
“Janganlah kelambatan masa pemberian Tuhan
kepadamu, padahal engkau sungguh-sungguh dalam berdoa, itu menyebabkanmu patah
harapan.”
Janganlah lamanya masa pemberian (Tuhanmu kepadamu),
padahal engkau telah bersungguh-sungguh dalam berdoa, itu menjadikanmu berputus
asa dalam berdoa dan berputus asa dalam dikabulkannya doamu. Ketika
engkau memohon kepada Allah agar berhasil dalam suatu perkara, lantas tidak
berhasil, maka janganlah hal tersebut menjadikan engkau memutuskan doamu dan
jangan berkeyakinan bahwa Allah tidak mau mengabulkan doamu. Janganlah doamu
untuk meminta tercapainya sebuah tujuan menjadikanmu musyrik, sebab Allah sudah
berjanji akan mengabulkan setiap orang yang berdoa. Oleh karena itu Syaikh Ibnu
‘Athā’illāh berkata:
فَهُوَ
ضَمِنَ لَكَ الْإِجَابَةَ فِيْمَا يَخْتَارُهُ لَكَ لَا فِيْمَا تَخْتَارُ
لِنَفْسِكَ وَ فِي الْوَقْتِ الَّذِيْ يُرِيْدُ لَا فِي الْوَقْتِ الَّذِيْ
تُرِيْدُ
“Sebab Allah telah menjamin menerima semua doa
dalam apa yang Ia kehendaki untukmu, bukan menurut kehendakmu, pada waktu yang
ditentukan-Nya, bukan pada waktu yang engkau tentukan.”
Pada hakikatnya, Allah itu sudah menjamin akan
mengabulkan doa-doamu, menurut apa yang Ia pilihkan untukmu, bukan menurut apa
yang engkau pilihkan untuk dirimu sendiri, pada waktu yang sudah Ia kehendaki,
bukan pada waktu yang engkau inginkan.
Allah
adalah Dzat yang mengabulkan doa-doa hamba-Nya, sebab Allah telah berfirman:
اُدْعُوْنِيْ
أَسْتَجِبْ لَكُمْ.
“….Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu..…” (QS. al-Mu’min [40]: 60).
Pengabulan tersebut menurut apa yang telah Allah
pilihkan, bukan menurut apa yang engkau pilih, karena engkau tidak mengetahui
apa yang bermanfaat untukmu dan apa yang madharat bagimu. Terkadang
engkau meminta luasnya rezeki dan memohon dikaruniai anak karena engkau
mengiranya bermanfaat, tetapi kemudian engkau tidak diberi rezeki dan anak
seperti yang engkau pinta tersebut. Boleh jadi, ketidakterkabulnya permohonanmu
tersebut, karena Allah sudah mengetahui jika engkau diberi rezeki yang lapang,
akan membahayakan atau memberi madharat pada agamamu. Atau jika engkau
dikaruniai anak, engkau lantas berbuat maksiat. Maka tidak dikabulkannya doamu
itu berarti sudah dikabulkan. Pahamilah! Allah mengabulkan permohonan hamba-Nya
pada waktu yang dikehendaki-Nya bukan yang engkau inginkan, pengabulan yang
Allah berikan itu menurut fadhal-Nya, bukan karena menuruti
keinginanmu.
0 comments:
Post a Comment