Salah
satu hadits yang sering dijadikan dalil seruan “Meminta
Maaf Sebelum Ramadhan” yang banyak
dishare di media sosial setiap
menjelang Ramadhan adalah berikut ini:
“Ketika
Rasulullah sedang berkhutbah pada suatu shalat Jumat (dalam bulan Sya’ban),
beliau mengatakan amin sampai tiga kali. Para sahabat, tatkala mendengar Rasulullah
mengatakan amin, mereka terkejut dan spontan ikut berucap amin. Para sahabat bingung, kenapa Rasulullah
Saw mengucapkan amin sebanyak tiga kali. ketika selesai shalat Jumat, para
sahabat bertanya kepada Rasulullah. Kemudian beliau menjelaskan, “Ketika aku
sedang berkhutbah, datanglah malaikat Jibril dan berbisik, “Hai Rasulullah,
amin-kan doaku ini,” Kata Rasulullah doa Malaikat Jibril adalah sebagai berikut,
“tolong abaikan puasa umat Muhammad apabila sebelum masuk Ramadhan dia tidak
melakukan hal-hal berikut : (1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua
orangtuanya (jika masih ada), (2) Tidak beramaafan terlebih dahulu antara
suami-isteri, (3) Tidak bermaaf-maafan terlebih dahulu dengan orang-orang
sekitarnya.” Maka Rasulullah pun mengatakan amin sebanyak 3 kali.
Hadits di atas tidak berdasar. Yang ada adalah hadits yang (mungkin) menyerupai hadits tersebut:
حدثنا محمد بن عبيد الله قال
حدثنا بن أبي حازم عن كثير يرويه عن الوليد بن رباح عن أبي هريرة : أن النبي صلى الله
عليه و سلم رقى المنبر فقال آمين آمين آمين قيل له يا رسول الله ما كنت تصنع هذا
فقال قال لي جبريل رغم أنف عبد أدرك أبويه أو أحدهما لم يدخله الجنة قلت آمين ثم
قال رغم أنف عبد دخل عليه رمضان لم يغفر له فقلت آمين ثم قال رغم أنف امرئ ذكرت
عنده فلم يصل عليك فقلت آمين
Dari
Abu Hurairah ra, beliau berkata, “Rasulullah Saw naik mimbar lalu beliau mengucapkan, ‘Aamiin….
Aamiin… Aamiin..’. Para
sahabat bertanya, “Kenapa
engkau berkata demikian, wahai
Rasulullah?” Kemudian
beliau bersabda, “Baru
saja Jibril berkata kepadaku, “Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orangtuanya
masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk surga (karena tidak berbakti
kepada mereka bedua)”. Maka
kukatakan, “Amin.” Kemudian Jibril berkata lagi, “Allah melaknat seorang hamba yang
melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan,” maka aku berkata, “Amin.” Kemudian Jibril berkata lagi, “Allah melaknat seorang hamba yang
tidak bershalawat ketika disebut namamu,” maka kukatakan, “Amin.”
Hadits ini tercantum dalam Al-Adab
al-Mufrad-nya Imam Bukhari, al-Baihaqi dalam Sunan al-Baihaqi al-Kubra,
dan Ibn Syahin dalam Fadhail Syahri Ramadhan.
Dalam
berislam berbuat baik adalah keharusan. Hal tersebut tentu harus dilakukan
dengan metode yang benar. Jangan sampai ketika kita hendak melakukan suatu
kebaikan dan menyerukannya kepada orang, kita malah menggunakan dalil-dalil yang ilegal atau
tidak memiliki dasar periwayatan yang jelas, untuk membenarkan apa yang akan
kita sampaikan. Maka,
berhati-hatilah.
Wallahu a’lam
0 comments:
Post a Comment