Tuesday, April 21, 2020

Published April 21, 2020 by with 0 comment

Hadits Meminta Maaf Sebelum Ramadhan

Salah satu hadits yang sering dijadikan dalil seruan “Meminta Maaf Sebelum Ramadhan” yang banyak dishare di media sosial setiap menjelang Ramadhan adalah berikut ini:

“Ketika Rasulullah sedang berkhutbah pada suatu shalat Jumat (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan amin sampai tiga kali. Para sahabat, tatkala mendengar Rasulullah mengatakan amin, mereka terkejut dan spontan ikut berucap amin. Para sahabat bingung, kenapa Rasulullah Saw mengucapkan amin sebanyak tiga kali. ketika selesai shalat Jumat, para sahabat bertanya kepada Rasulullah. Kemudian beliau menjelaskan, “Ketika aku sedang berkhutbah, datanglah malaikat Jibril dan berbisik, “Hai Rasulullah, amin-kan doaku ini,” Kata Rasulullah doa Malaikat Jibril adalah sebagai berikut, “tolong abaikan puasa umat Muhammad apabila sebelum masuk Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal berikut : (1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orangtuanya (jika masih ada), (2) Tidak beramaafan terlebih dahulu antara suami-isteri, (3) Tidak bermaaf-maafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.” Maka Rasulullah pun mengatakan amin sebanyak 3 kali.

Hadits di atas tidak berdasar. Yang ada adalah hadits yang (mungkin) menyerupai hadits tersebut:
 
حدثنا محمد بن عبيد الله قال حدثنا بن أبي حازم عن كثير يرويه عن الوليد بن رباح عن أبي هريرة : أن النبي صلى الله عليه و سلم رقى المنبر فقال آمين آمين آمين قيل له يا رسول الله ما كنت تصنع هذا فقال قال لي جبريل رغم أنف عبد أدرك أبويه أو أحدهما لم يدخله الجنة قلت آمين ثم قال رغم أنف عبد دخل عليه رمضان لم يغفر له فقلت آمين ثم قال رغم أنف امرئ ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت آمين
 
Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata, Rasulullah Saw naik mimbar lalu beliau mengucapkan, ‘Aamiin…. Aamiin… Aamiin..’. Para sahabat bertanya, Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah? Kemudian beliau bersabda, Baru saja Jibril berkata kepadaku, Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orangtuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk surga (karena tidak berbakti kepada mereka bedua)”. Maka kukatakan, Amin. Kemudian Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan, maka aku berkata, Amin. Kemudian Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu, maka kukatakan, Amin.
 
Hadits ini tercantum dalam Al-Adab al-Mufrad-nya Imam Bukhari, al-Baihaqi dalam Sunan al-Baihaqi al-Kubra,  dan Ibn Syahin dalam Fadhail Syahri Ramadhan.

Dalam berislam berbuat baik adalah keharusan. Hal tersebut tentu harus dilakukan dengan metode yang benar. Jangan sampai ketika kita hendak melakukan suatu kebaikan dan menyerukannya kepada orang, kita malah menggunakan dalil-dalil yang ilegal atau tidak memiliki dasar periwayatan yang jelas, untuk membenarkan apa yang akan kita sampaikan. Maka, berhati-hatilah.

Wallahu a’lam
      edit

0 comments:

Post a Comment