Thursday, October 1, 2020

Published October 01, 2020 by with 0 comment

Berkat Shalawat, Sang Penjahat Masuk Surga

Konon seorang sufi menceritakan pengalaman hidupnya tentang keajaiban dari shalawat Nabi SAW. Ia menuturkan bahwa ada seorang penjahat yang sangat melampaui batas yang kehidupannya hanya diisi dengan berbagai perbuatan maksiat. Begitu dalamnya ketenggelaman penjahat itu ke dalam lumpur kemaksiatan seperti kebiasaan mabuk-mabukan, sehingga ia tidak mampu lagi membedakan mana hari kemarin, hari ini dan hari esok.

Sang sufi lalu menasihati sang penjahat agar ia tidak mengulangi lagi kedurhakaannya dan segera bertobat kepada Allah SWT. Namun demikian, penjahat tetaplah penjahat, nasihat sang sufi tidak digubrisnya. Ia tetap bersikeras untuk melakukan perbuatan-perbuatan bejatnya sampai malaikat maut datang menghampirinya.

Sang penjahat, menurut sang sufi, benar-benar bernasib tidak baik karena ia tidak sempat mengubah haluan hidupnya yang hina, bahkan tidak sempat bertobat. Keadaan yang demikian itu membuat sang sufi menyimpulkan bahwa si penjahat akan dijebloskan Allah SWT ke dalam azab Neraka. Namun apa yang terjadi?

Suatu malam, sang sufi bermimpi. Ia melihat sang penjahat menempati posisi yang amat tinggi dan mulia dengan memakai pakaian Surga berwarna hijau yang merupakan pakaian kemuliaan dan kebesaran. Sang sufi pun terheran-heran dan bertanya pada sang penjahat, “Apakah gerangan yang menyebabkanmu memperoleh martabat setinggi ini?”

Sang penjahat menjawab, “Wahai sang sufi, ketika aku hadir di suatu majelis yang sedang melakukan dzikir, aku mendengar seorang alim yang ada di situ berkata, “Barangsiapa yang bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW niscaya menjadi wajib baginya mendapatkan Surga.”

“Kemudian sang alim itu mengangkat suaranya demi membacakan shalawat atas Nabi SAW dan aku pun beserta orang-orang yang hadir di sekitarnya mengangkat suara untuk melakukan hal yang sama. Maka, pada saat itulah aku dan kami semua diampuni dan dirahmati oleh Allah Yang Maha Pemurah terhadap nikmat-Nya,” lanjut sang penjahat.

Lihatlah, seorang yang semasa hidupnya bergelimang dengan maksiat pun berhak memperoleh kenikmatan Surga berkat shalawat kepada Rasulullah SAW yang ia lantunkan. Lalu, bagaimana dengan hamba-hamba Allah yang senantiasa memelihara dirinya dari kemaksiatan dan melazimkan dirinya mengagungkan Nabi Muhammad SAW dengan melafalkan shalawat? Subhanallah…, tentulah mereka lebih berhak memperoleh kenikmatan seperti yang diperoleh sang penjahat.

 Wallahu a'lam
      edit

0 comments:

Post a Comment