Friday, June 11, 2021

Published June 11, 2021 by with 0 comment

Qalbu Seorang Mukmin (Bagian Pertama)

Qalbu ibarat sebuah pohon, bila disiram dengan air ketaatan buahnya akan tampak jelas. Maka akan membuahkan penjagaan. Telinga akan membuahkan perhatian terhadap al-Qur’ān dan ‘ilmu. Lidah akan membuahkan dzikir dan ucapan yang baik. Kedua tangan dan kaki akan membuahkan ‘amal-‘amal kebajikan, taat, serta sikap mau membantu orang. Sementara bila qalbu kering, buahnya akan rontok dan manfaatnya hilang.

Oleh karena itu, kalau qalbu sudah kering perbanyaklah berdzikir. Kunjungilah majelis orang-orang wara‘ dan bijak. Jangan seperti orang sakit yang berkata: “Saya tak mau berobat. Nanti juga akan sembuh sendiri. Pasti lama-kelamaan sakitnya juga hilang.” Orang seperti ini harus dinasihati dengan mengatakan: “Engkau baru bisa sembuh kalau mau bertobat. Tak ada jaminan penyakitnya akan hilang sebelum berusaha mencari sebab.”

Perjuangan memang tidak manis. Ia disertai oleh ujung-ujung panah dan pertumpahan darah. Berjuanglah melawan nafsu agar ia mau taat. Itulah yang disebut dengan jihād terbesar.

Qalbu ibarat cermin, sedangkan nafsu seperti asap atau uap. Setiap kali asap itu menempel di cermin, cermin itu pun akan menghitam sehingga kejernihan dan keindahannya pudar. Qalbu yang lemah tak ubahnya seperti cermin milik orang tua renta yang sudah tak punya perhatian untuk membersihkannya. Ia abaikan cermin itu dan tak pernah lagi ia pakai sehingga wajahnya pun tak karuan.

Sebaliknya, qalbu yang mengenal Allah seperti cermin milik pengantin wanita yang cantik. Setiap hari ia bersihkan cermin tersebut dan ia pakai sehingga tetap bening dan mengkilat.

Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Qalbu manusia lebih bergolak daripada kuali yang sedang mendidih di atas api”. Betapa banyak orang mu’min yang qalbunya kadang menyatu dengan Allah tetapi sebentar kemudian berpisah. Betapa banyak ahli ibadah yang menghabiskan malamnya dalam taat kepada Allah, tetapi ketika matahari menyingsing ia tak ingat lagi pada-Nya. oleh karena itu, Rasūlullāh s.a.w. berdoa: “Yā Mutsabbit-al-qulūbi wal-abshār, tsabbit qalbi ‘alā dīnika wa thā‘atika (Wahai yang membolak-balikkan qalbu dan pandangan. Teguhkan qalbuku ini di atas agama dan ketaatan pada-Mu).

Bersambung...

      edit

0 comments:

Post a Comment