Sunday, July 21, 2019

Published July 21, 2019 by with 0 comment

Ta'limul Muta'allim (2)

فَصْلٌ : فِى مَاهِيَةِ الْعِلْمِ وَالْفِقْهِ وَفَضْلِهِ
 
Pasal 1 : Hakikat Ilmu dan Fiqih serta Keutamaannya
 
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
 
Rasulullah Saw bersabda,“Menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”.
 
اِعْلَمْ، بِأَنَّهُ لاَ يُفْتَرَضُ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ طَلَبُ كُلِّ عِلْمٍ، بَلْ يُفْتَرَضُ عَلَيْهِ طَلَبُ عِلْمِ الْحَالِ كَمَا يُقَالُ: أَفْضَلُ الْعِلْمِ عِلْمُ الْحَالِ وَأَفْضَلُ الْعَمَلِ حِفْظُ الْحَالِ
 
Ketahuilah bahwa tidak diwajibkan bagi setiap muslim dan muslimah untuk mencari seluruh ilmu, namun yang diwajibkan atasnya adalah mencari ilmu yang sesuai dengan keadaan. Dikatakan, “Sebaik-baik ilmu adalah ilmu yang sesuai dengan keadaan, dan sebaik-baik amal perbuatan adalah menjaga keadaan.”
 
وَيُفْتَرَضُ عَلَى الْمُسْلِمِ طَلَبُ عِلْمِ مَا يَقَعُ فِى حَالِهِ فِى أَىِّ حَالٍ كَانَ. فَإِنَّهُ لاَ بُدَّ لَهُ مِنَ الصَّلاَةِ فَيُفْتَرَضُ عَلَيْهِ عِلْمُ مَا يَقَعُ لَهُ فِى صَلاَتِهِ بِقَدْرِ مَا يُؤَدِّىْ بِهِ فَرْضَ الصَّلاَةِ
 
Diwajibkan atas setiap muslim mencari ilmu yang sesuai dengan keadaan yang ia alami, misalkan bila ia harus menunaikan shalat, maka wajib baginya untuk mempelajari ilmu yang cukup untuk menunaikan kewajiban shalat.
 
وَيَجِبُ عَلَيْهِ عِلْمُ مَا يَقَعُ لَهُ بِقَدْرِ مَا يُؤَدِّىْ بِهِ الْوَاجِبَ. لِأَنَّ مَا يُتَوَسَّلُ بِهِ إِلَى إِقَامَةِ الْفَرْضِ يَكُوْنُ فَرْضًا، وَمَا يُتَوَسَّلُ بِهِ إِلَى إِقَامَةِ الْوَاجِبِ يَكُوْنُ وَاجِبًا. وَكَذَالِكَ فِى الصَّوْمِ وَالزَّكَاةِ إِنْ كَانَ لَهُ مَالٌ، وَالْحَجِّ إِنْ وَجَبَ عَلَيْهِ. وَكَذَالِكَ فِى الْبُيوْعِ إِنْ كَانَ يَتَّجِرُ
 
Setiap muslim wajib mempelajari atau mengetahui rukun maupun syarat amalan ibadah yang akan dikerjakannya untuk memenuhi kewajiban tersebut. Karena sesuatu yang menjadi perantara untuk melakukan kewajiban, maka mempelajari perantara (wasilah) tersebut hukumnya wajib. Ilmu agama adalah wasilah untuk mengerjakan kewajiban agama. Maka, mempelajari ilmu agama hukumnya wajib. Misalnya ilmu tentang puasa, zakat bila berharta, haji jika sudah mampu, dan ilmu tentang jual beli jika berdagang.
 
قِيْلَ لِمُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنَ رَحِمَهُ اللهُ أَلاَ تُصَنِّفُ كِتَابًا فِى الزُّهْدِ، قَالَ صَنَّفْتُ كِتَابًا فِى الْبُيُوْعِ، يَعْنِى الزَّاهِدُ مَنْ يَتَحَرَّزُ عَنِ الشُّبُهَاتِ وَالْمَكْرُوْهَاتِ فِى التِّجَارَاتِ
 
Muhammad bin Al-Hasan pernah ditanya mengapa beliau tidak menyusun kitab tentang zuhud, beliau menjawab, “Aku telah mengarang sebuah kitab tentang jual beli. Maksud beliau adalah yang dikatakan zuhud ialah menjaga diri dari hal-hal yang syubhat dan makruh dalam berdagang.
 
وَكَذَلِكَ يَجِبُ فِى سَائِرِ الْمُعَامَلاَتِ وَالْحِرَفِ وَكُلُّ مَنِ اشْتَغَلَ بِشَيْئٍ مِنْهَا يُفْتَرَضُ عَلَيْهِ عِلْمُ التَّحَرُّزِ عَنِ الْحَرَامِ فِيْهِ، وَكَذَلِكَ يُفْتَرَضُ عَلَيْهِ عِلْمُ أَحْوَالِ الْقَلْبِ مِنَ التَّوَكُّلِ وَاْلإِنَابَةِ وَالْخَشْيَةِ وَالرِّضَى فَإِنَّهُ وَاقِعُ فِى جَمِيْعِ اْلأَحْوَالِ
 
Demikian pula pada setiap pekerjaan lainnya. Maka, siapa saja yang berkecimpung di salah satu pekerjaan itu wajib atasnya mengetahui ilmu yang dapat menjaganya dari hal-hal yang diharamkan. Setiap orang juga harus mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan keadaan hati seperti tawakal, pasrah, takut dan ridha. Sebab semua itu terjadi pada segala keadaan.
      edit

0 comments:

Post a Comment