Allah Subhanahu
wata'ala berfirman:
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْ
إِسْرَائِيْلَ لاَ تَعْبُدُوْنَ إِلاَّ اللهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي
الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا
وَأَقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلاَّ قَلِيْلاً
مِّنْكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُوْنَ (٨٣)
Dan (ingatlah) ketika Kami
mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan
berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan
orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia,
laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling
(mengingkari) kecuali sebagian kecil dari kamu dan kamu (masih menjadi)
pembangkang. (83)
- Tafsir Ath-Thabari
Kata (mengambil janji) dalam
ayat ini adalah perjanjian yang Allah ambil dari Bani Israil pada zaman Nabi
Musa 'alaihis salam, yaitu (1) hendaknya mereka ikhlas terhadap Allah dan
tidak akan menyembah selain Dia, demikian kata Abu 'Aliyah. (2) Berbuat baik
kepada kedua orang tua, seperti berkata lembut, berbuat menyenangkan, bersikap
santun, dan mendoakan kebaikan bagi mereka. (3) Menyambung silaturahim dengan
karib kerabat, bersikap lembut dan sayang kepada anak yatim, memberi
orang-orang miskin hak-hak mereka sewajarnya. (4) Mengucapkan perkataan yang
baik kepada manusia.
Maksud (bertutur
katalah yang baik) adalah mengajak manusia mengucapkan "Tiada Tuhan selain Allah". Juga
termasuk perkataan baik jika berbicara kepada manusia dengan sopan santun dan
akhlak mulia. Demikian kata Ibnu 'Abbas. Adapun menurut Sufyan Al-Tsauri maksud
perkataan baik di sini adalah amar ma'ruf nahi munkar. (5) Menunaikan shalat
dengan menyempurnakan ruku' dan sujudnya, memelihara kekhusyukannya, dan
memahami bacaannya, serta menegakkan nilai-nilainya di dalam kehidupan, serta
menunaikan zakat yang tentu saja yang sesuai dengan syariat mereka pada masa
itu. Demikian kata Ibnu 'Abbas.
Bani Israil pada masa Nabi
Musa mengabaikan perjanjian itu, dan demikian pula kelakukan keturunan mereka
pada zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
➨ Rujukan: Tafsir Ath-Thabari, Jilid I, 2001: 187-198
0 comments:
Post a Comment