Friday, March 13, 2020

Published March 13, 2020 by with 0 comment

Ringkasan Tafsir QS. Al-Baqarah Ayat 83

Allah Subhanahu wata'ala berfirman: 
 
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ لاَ تَعْبُدُوْنَ إِلاَّ اللهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلاَّ قَلِيْلاً مِّنْكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُوْنَ (٨٣)
 
Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepa­da manusia, laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari) kecuali sebagian kecil dari kamu dan kamu (masih menjadi) pembangkang. (83)
 
  • Tafsir Ath-Thabari
Kata (mengambil janji) dalam ayat ini adalah perjanjian yang Allah ambil dari Bani Israil pada zaman Nabi Musa 'alaihis salam, yaitu  (1) hendaknya mereka ikhlas terhadap Allah dan tidak akan menyembah selain Dia, demikian kata Abu 'Aliyah. (2) Berbuat baik kepada kedua orang tua, seperti berkata lembut, berbuat menyenangkan, bersikap santun, dan mendoakan kebaikan bagi mereka. (3) Menyambung silaturahim dengan karib kerabat, bersikap lembut dan sayang  kepada anak yatim, memberi orang-orang miskin hak-hak mereka sewajarnya. (4) Mengucapkan perkataan yang baik kepada manusia.
 
Maksud (bertutur katalah yang baik) adalah mengajak manusia mengucapkan "Tiada Tuhan selain Allah". Juga termasuk perkataan baik jika berbicara kepada manusia dengan sopan santun dan akhlak mulia. Demikian kata Ibnu 'Abbas. Adapun menurut Sufyan Al-Tsauri maksud perkataan baik di sini adalah amar ma'ruf nahi munkar. (5) Menunaikan shalat dengan menyempurnakan ruku' dan sujudnya, memelihara kekhusyukannya, dan memahami bacaannya, serta menegakkan nilai-nilainya di dalam kehidupan, serta menunaikan zakat yang tentu saja yang sesuai dengan syariat mereka pada masa itu. Demikian kata Ibnu 'Abbas.
 
Bani Israil pada masa Nabi Musa mengabaikan perjanjian itu, dan demikian pula kelakukan keturunan mereka pada zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. 

Rujukan: Tafsir Ath-Thabari, Jilid I, 2001: 187-198
      edit

0 comments:

Post a Comment