Tuesday, April 28, 2020

Published April 28, 2020 by with 0 comment

Demi Membahagiakan Rasulullah SAW

Rasulullah SAW pernah menguji kecintaan para sahabat sebelum perang Badar. Kepada para sahabat dihadapkan dua pilihan: Menyerang kafilah dagang yang dipimpin Abu Sufyan atau menyerang pasukan Quraisy. Kebanyakan sahabat menghendaki kafilah dagang karena menyerang mereka lebih mudah dan lebih menguntungkan. Nabi SAW menghendaki musuh yang akan menyerang Madinah dan berada pada jarak perjalanan tiga hari dari Madinah. Tuhan berfirman: 
 
وَإِذْ يَعِدُكُمُ اللهُ إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ أَنَّهَا لَكُمْ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيْرَ ذَاتِ الشَّوْكَةِ تَكُونُ لَكُمْ وَيُرِيدُ اللهُ أَنْ يُحِقَّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكَافِرِينَ
 
Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir. (QS. Al-Anfal: 7)

Rasulullah SAW bersabda: "Tuhan menjanjikan kepada kalian dua pilihan --menyerang kafilah dagang atau menyerang pasukan Quraisy." Abu Bakar berdiri, "Ya Rasulullah, itu pasukan Quraisy dengan bala tentaranya. Mereka tidak beriman setelah kafir dan tidak merendah setelah perkasa." Beliau menyuruh Abu Bakar duduk, seraya berkata, "Kemukakan pendapatmu kepadaku." Umar berdiri dan mengucapkan pendapat yang sama seperti pendapat Abu Bakar. Rasulullah SAW pun menyuruhnya duduk kembali.
 
Kemudian Miqdad berdiri, "Ya Rasulullah, memang itulah Quraisy dengan bala tentaranya. Kami sudah beriman kepadamu, sudah membenarkanmu, dan kami bersaksi bahwa yang engkau bawa itu adalah kebenaran dari sisi Allah. Demi Allah, jika engkau memerintahkan kami menerjang pohon yang keras dan duri yang tajam, kami akan bergabung bersama bersamamu. Kami tidak akan berkata seperti Bani Israil kepada Musa -- Pergilah kamu bersama Tuhamu, berperanglah kalian berdua, kami akan duduk di sini saja. Tetapi kami akan berkata: Pergilah engkau bersama Tuhanmu, berperanglah dan kami akan berperang bersamamu."
 
Wajah Nabi SAW bersinar gembira. Beliau mendoakan Miqdad. Beliau juga meminta pendapat Anshar, kelompok mayoritas yang hadir di situ. Berdirilah Sa'ad bin Mu'adz: "Demi ayah dan ibuku, ya Rasulullah, sungguh kami sudah beriman kepadamu, membenarkanmu, dan menyaksikan bahwa apa yang engkau bawa adalah kebenaran dari Allah. Perintahkan kepada kami apa yang engkau kehendaki. Demi Allah, sekiranya engkau perintahkan kami untuk terjun ke dalam lautan, kami akan terjun ke dalamnya bersamamu. Mudah-mudahan Allah memperlihatkan kepadamu yang menentramkan hatimu. Berangkatlah bersama kami dalam keberkahan dari Allah."
 
Berangkatlah Rasulullah SAW bersama sahabatnya meninggalkan kota Madinah untuk menyongsong musuh yang bersenjata lengkap. Pada waktu itu turun ayat:
 
كَمَا أَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنْ بَيْتِكَ بِالْحَقِّ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ لَكَارِهُونَ
 
Sebagaimana Tuhanmu mengeluarkan kamu dari rumahmu dengan kebenaran, walaupun sebagian dari kaum mukminin membencinya. (QS. Al-Anfal: 5)
 
Sikap Miqdad dan Mu'adz menunjukkan cinta setia mereka kepada Rasulullah SW. Mereka segera menangkap kehendak kekasihnya --Rasulullah SAW-- dan mengesampingkan tujuan-tujuan duniawi demi membahagiakan Nabi SAW yang dicintainya. Mereka juga mengutamakan kehendak Rasulullah SAW di atas kehendak dan keinginan mereka sendiri. 

Wallahu a'lam
      edit

0 comments:

Post a Comment