Friday, May 15, 2020

Published May 15, 2020 by with 0 comment

Kemaksiatan Karena Syahwat dan Karena Kesombongan

Imam Sufyan ats-Tsauri radhiyallahu 'anhu, beliau adalah guru Imam Malik, pernah berkata:

كُلُّ مَعْصِيَةٍ عَنْ شَهْوَةٍِ فَإِنَّهُ يرُْجَي غُفْرَانُهَا، وَكُلُّ مَعْصِيَةٍ عَنْ كِبْرٍ فَإِنَّهُ لاَ يُرْجَي غُفْرَانُهَا. لِأَنَّ مَعْصِيَةَ إِبْلِيْسَ كَانَ أَصْلُهَا مِنَ الْكِبْرِ وَ زَلَّةَ سَيِّدِنَا آدَم كَانَ أَصْلُهَا مِنَ الشَّهْوَةِ
 
"Kemaksiatan yang timbul karena dorongan syahwat masih bisa diharapkan ampunannya, sedangkan kemaksiatan yang timbul karena kesombongan tak bisa diharapkan ampunannya. Karena kemaksiatan iblis itu asalnya adalah kesombongan, sedangkan ketergelinciran Nabi Adam berasal dari syahwat."
 
Yang dimaksud dengan syahwat adalah:
 
اِشْتِيَاقِ النَّفْسِ إِلَى شَيْءٍ
 
Keinginan nafsu terhadap sesuatu.
 
Sedangkan yang dimaksud dengan sombong adalah:
 
دَعْوَى الْفَضْلِ
 
Merasa diri lebih utama.
 
Nah, iblis berbuat maksiat, yakni dengan menentang perintah Allah untuk bersujud kepada Adam adalah karena merasa dirinya lebih utama daripada Nabi Adam 'alaihis salam. Sedangkan kemaksiatan Nabi Adam 'alaihis salam, yakni melanggar larangan makan buah khuldi adalah semata-mata karena dorongan nafsu. Iblis tak dapat diampuni, sedangkan Nabi Adam 'alaihis salam memperoleh ampunan Allah Ta'ala.   
      edit

0 comments:

Post a Comment