Ia habiskan waktu mudanya untuk meraih semua kenikmatan. Ia habiskan umurnya untuk segala yang terlarang. Janganlah menganggap bahwa yang berduka dan mendapat musibah adalah mereka yang tertawan, terkena penyakit, dilanda kemiskinan, atau sedang dipenjara. Bahkan, bisa jadi semua itu justru membuat mereka bisa menjalin kedekatan dengan Allah sehingga memperoleh ampunan dan ridha-Nya. adakalanya kesembuhan itu datang setelah meminum obat yang pahit. Dan adakalanya pula kebaikan itu datang lewat jalan keburukan.
Yang sebenarnya ditimpa musibah adalah mereka yang bermaksiat kepada Allah dan tidak bertobat dari dosa. Ia masukkan kotoran maksiat ke dalam kerajaan yang bersih ini. Ia penuhi neraka dosa dalam qalbunya hingga datang kematian sedangkan ia hanya bisa menatap tanpa membawa dunia ataupun akhirat. Itu betul-betul merupakan kerugian yang nyata. Banyak sekali orang yang membelanjakan harta dan uangnya di jalan Allah. Namun, yang mau mengorbankan jiwanya guna meraih ridha Allah amatlah sedikit.
Apabila engkau ditanya tentang siapakah yang pantas diratapi, jawablah bahwa yang patut diratapi adalah seorang hamba yang Allah karuniai kesehatan dan kekayaan, lalu menghabiskan keduanya untuk bermaksiat kepada Allah, membuat kerusakan di muka bumi, dan menurut hawa nafsunya sendiri.
Bila engkau tidur dalam kondisi bermaksiat dan mencampuradukkan antara yang baik dan yang jahat, semua itu akan kau lihat dalam mimpi. Karena itu, hendaklah engkau tidur dalam keadaan suci dan bertobat, serta memperbanyak istighfār. Dengan begitu, qalbumu akan segera dimasuki oleh cahaya iman, engkau pun akan menyaksikan keajaiban dalam mimpimu, serta Allah akan melindungimu dari segala bisikan setan.
Abu Umamah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Siapa memasuki tempat tidurnya dalam keadaan suci seraya mengingat Allah hingga kantuk tiba, maka jika di waktu malam ia bangun lalu meminta kebaikan dunia dan akhirat kepada Allah, niscaya Allah akan memberinya.” (H.R. at-Tirmidzi dalam Shahīh-nya).
Sebaliknya, siapa yang pada siang harinya bermaksiat dan melakukan perbuatan tak berguna, pada malamnya ia akan lalai dari Allah. Sungguh keliru kalau orang meratapi kepergian istri, suami, anak, atau orang tuanya. Tetapi, yang sesungguhnya perlu diratapi adalah kalau mereka tidak bertakwa kepada Allah, tidak takut dengan-Nya, serta tidak memiliki rasa cinta kepada-Nya.
0 comments:
Post a Comment