Monday, February 8, 2021

Published February 08, 2021 by with 0 comment

Maksiat dan Kehinaan Hamba

Wahai manusia, engkau masih tetap mempunyai nilai di sisi Allah kecuali jika telah bermaksiat. Apabila berbuat maksiat, engkau sama sekali tak bernilai di sisi-Nya. Allah berfirman: “Siapa yang dihinakan Allah, tiada lagi yang bisa memuliakannya. Sungguh Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (al-Ḥajj [22]: 18).

Kalau Allah telah memilihmu sebagai seorang hamba yang mengabdi pada rubūbiyyah-Nya, Allah takkan memutuskan hubungan tersebut dengan menjerumuskanmu pada maksiat. Sebab, ketaatan adalah hubungan, sedangkan maksiat adalah pemutusan.

Seandainya engkau bernilai di sisi Allah tentu Allah takkan mencampakkanmu pada dzāt selain-Nya. Misalnya saja buah. Engkau akan menjaga buah tersebut dalam keranjangmu. Tetapi, kalau engkau sudah memakannya, bijinya akan dibuang di jalan tanpa peduli di mana engkau membuangnya. Engkau menjaga buah tersebut karena ia bernilai bagimu, sedangkan bijinya kau buang karena dianggap tak bernilai. Demikian pula dengan orang yang melakukan maksiat. Ia tidak bernilai di sisi Allah. Adapun seorang hamba yang taat, Allah akan menjaga dan memeliharanya. Allah berfirman: “Hamba-hambaKu tak bisa engkau (syetan) kuasai. Cukuplah Tuhan menjadi Pembela mereka.” (al-Isrā’ [17]: 65).

Maksiat menyertakan kehinaan. Apakah engkau mengira bila berbuat maksiat engku akan dimuliakan? Sama sekali tidak. Kemuliaan itu terkait dengan ketaatan, sementara kehinaan terkait dengan kemaksiatan. Taat kepada Allah akan menghasilkan cahaya, kemuliaan, kebahagiaan, ketersingkapan hijāb, dan petunjuk. Allah berfirman: “Mereka yang mengikuti petunjuk akan Allah beri tambahan petunjuk dan Allah beri ketaqwāan.” (Muhammad [47]: 17).

Sebaliknya, maksiat membawa kegelapan, kemalangan, kesesatan, dan ketertutupan dari Allah. Yang menghalangi untuk menyaksikan dan mengetahui semua hakikat yang ada adalah karena engkau melanggar batas yang Allah tetapkan, sibuk dengan dunia, berpaling dari-Nya, enggan untuk mengabdi kepada-Nya, serta karena engkau meremehkan syarī‘at-Nya. Allah berfirman: “Siapa yang mengabaikan perintah-Ku sesungguhnya akan mendapat kehidupan yang sempit dan akan Kami kumpulkan ia pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (Thāhā [20]: 124).

      edit

0 comments:

Post a Comment